Perdagangan Bursa Jepang 28 Januari Terburuk dalam 6 Bulan

576
nikkei

(Vibiznews – Indeks) – Bursa saham Jepang mengalami perdagangan terburuk dalam 6 bulan terakhir pada hari Kamis (28/1/2021), mengikuti trend di bursa Wall Street semalam. Indeks Nikkei turun ke posisi terendah dalam 2 pekan yang dibebani oleh profit taking saham teknologi.

Sentimen investor di Asia tertekan oleh  pernyataan dovish Fed terhadap ekonomi AS, meningkatnya kasus virus corona dan distribusi peluncuran vaksin yang tidak merata. Juga tertekan oleh rilis data penjualan ritel yang kurang optimis bagi ekonomi Jepang, turun 0,3% yoy di bulan Desember, dibandingkan dengan perkiraan pasar yang meningkat 0,6%.

Selain itu terkait kasus virus corona, Jepang melaporkan penambahan 4.000 kasus baru pada hari Rabu, dan karenanya Perdana Menteri Yoshihide Suga mengatakan akan mempertimbangkan memperpanjang keadaan darurat beberapa hari sebelum ketetapan sebelumnya berakhir minggu depan.

Indeks harian Nikkei ditutup kehilangan 437,79 poin atau 1,53% lebih rendah ke posisi 28197,42, penurunan harian terendah sejak 31 Juli 2020. Demikian untuk indeks Topix turun 1,14% menjadi 1.838,85.  Untuk indeks Nikkei berjangka bulan Maret 2021 bergerak turun 590 poin 2,06% menjadi 28050.

Saham terkait chip lokal turun, dengan saham Renesas Electronics anjlok 5,85%, saham Advantest jatuh 4,3% dan saham Sumco turun 4,47%. Saham  Fanuc turun 1,01% bahkan setelah pembuat mesin otomasi pabrik tersebut menaikkan perkiraan laba operasi untuk kedua kalinya menjadi 105,8 miliar yen ($1,01 miliar), naik 19,8% dari tahun sebelumnya.

Saham kapital besar di Nikkei juga menurun seperti saham  SoftBank Group turun 3,6%, saham Tokyo Electron turun 4,62% ​​dan saham Fast Retailing turun 0,24%. Namun saham produsen mobil Mitsubishi Motors naik 6,75% dan Isuzu Motors naik 4,73% oleh karena posisi pelemahan yen Jepang.

 Jul Allens / Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here