(Vibiznews-Forex) – Posisi poundsterling dalam pair GBPUSD pada perdagangan forex sesi Eropa hari Rabu (17/2/2021) bergerak bearish hingga menembus posisi support kuat hariannya setelah gain 3 hari berturut. Pair tertekan oleh lonjakan imbal hasil obligasi AS yang mengangkat tinggi posisi dolar AS, namun dibayangi oleh laporan kenaikan data inflasi Inggris.
Tingkat inflasi tahunan di Inggris naik tipis menjadi 0,7% pada Januari dari 0,6% pada Desember, sedikit di atas perkiraan pasar 0,6%, karena negara itu berada di bawah penguncian virus corona. Kenaikan terbesar datang dari harga furniture dan barang-barang rumah tangga, restoran, hotel, dan transportasi.
Indeks dolar yang menunjukkan kekuatan dolar AS terhadap banyak rival utamanya sedang dollar menanjak di pasar uang Eropa setelah menguat di sesi global sebelumnya; didorong naiknya yields obligasi Pemerintah AS oleh ekspektasi pemulihan dan inflasi yang meningkat.
Secara teknikal menurut analyst Vibiz Research Center pair GBPUSD konsolidasi, dan kini pair berada di posisi 1.3883 yang sedang mendaki ke posisi 1.3906. Jika tembus mendaki ke resisten kuat di 1.3946 – 1.3974. Namun jika terjadi pergerakan sebaliknya, pair akan turun kembali ke posisi 1.3861, jika tembus akan turun ke support lemah di 1.3825 – 1.3792.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting