(Vibiznews – Bonds & Mutual) – Obligasi Negara Ritel (ORI) seri ORI019 yang baru diterbitkan dengan masa penawaran tanggal 25 Januari 2021 hingga 18 Februari 2021 itu ternyata laris manis, sangat diminati investor ritel, tekanan ekonomi akibat pandemi Covid-19 tidak menyurutkan minat masyarakat untuk membeli ORI019. Hal ini membuktikan likuiditas di pasar masih tinggi dan penjualan ORI019 membludak jauh melebihi target yang ditetapkan.
Mengutip laman Investree, Rabu (17/2) penjualan ORI019 secara nasional mencapai Rp 25 triliun. Jumlah tersebut sangat jauh di atas target penjualan dari pemerintah yang juga sempat ditingkatkan di Rp 10 triliun. Sebagai perbandingan, penjualan ORI018 mencapai Rp 12,97 triliun.
Mengapa hal ini terjadi?
Menurut para analis di saat pandemi Covid-19 ini terjadi shifting investasi di masyarakat yang tadinya lebih berinvestasi di sektor riil sekarang beralih investasi di asset keuangan seperti saham, obligasi dan reksa dana. Apalagi ditunjang dengan IHSG yang cenderung meningkat dalam beberapa bulan ini.
Tingginya minat masyarakat pada ORI019 ini menunjukkan bahwa likuiditas di pasar keuangan masih tinggi. Jika kita lihat dari data Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) yang memaparkan bahwa jumlah masyarakat yang memiliki tabungan di atas Rp 2 miliar meningkat.
Jumlah penjualan ORI019 yang tinggi ini memang patut diapresiasi. Jumlah investor ritel jadi semakin banyak dan literasi keuangan berhasil meluas. Pemerintah berhasil mengajak masyarakat untuk berpartisipasi membangun negeri melalui investasi ORI019. Investor Ritel menganggap investasi di ORI019 sebagai alternatif investasi yang aman, mudah, terjangkau dan menguntungkan.
Di sisi pemerintah, dengan makin banyaknya minat masyarakat akan Obligasi Ritel maka pembangunan ekonomi di Indonesia ke depan juga berpotensi lebih baik karena semakin meluasnya literasi keuangan di masyarakat. Dan jika investor ritel semakin banyak jumlahnya maka risiko ekonomi ke depan akan berkurang.
Analis juga berpendapat larisnya penjualan ORI019 di saat pandemi masih menekan perekonomian menunjukkan bahwa optimisme masyarakat pada pemulihan ekonomi di sektor riil belum terjadi,makanya mereka lebih merasa aman berinvestasi di produk keuangan pemerintah atau ke instrumen keuangan lainnya daripada ke sektor riil.
Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting
Editor : Asido Situmorang