(Vibiznews – Forex) – Pair USDJPY pada sesi Asia Jumat (19/2/2021) masih bergerak lemah melanjutkan uptrend sesi sebelumnya oleh posisi koreksi dolar AS terhadap beberapa rival dan juga secara indeks. Namun rilis kontraksi lanjutan data tingkat inflasi Jepang membayangi laju kenaikan Yen.
Harga konsumen Jepang turun 0,6 persen yoy di bulan Januari 2021, setelah turun 1,2 persen di periode bulan sebelumnya, karena pandemi masih terus menyeret konsumsi di negeri tersebut. Namun terdapat data positif dari data flash manufacturing PMI yang naik ke level ekspansi, naik ke 50,6 pada bulan Februari dari 49,8 sesi sebelumnya.
Sentimen yang memberatkan yen datang dari berita Pemerintah Jepang sedang mempertimbangkan apakah akan mempertahankan keadaan darurat saat ini untuk memastikan kelancaran peluncuran vaksinasi virus corona.
Dari perdagangan aset risiko, sentimen sedang melemah sejak sesi Amerika semalam hingga membuat bursa Wall Street terkoreksi dan juga posisi imbal hasil obligasi AS menurun. Demikian bursa saham kawasan Asia terpantau sedang bergerak lemah.
Indeks dolar yang menunjukkan kekuatan dolar AS terhadap banyak rival utamanya masih bergerak lemah di awal pasar uang Asia setelah tertekan sesi sebelumnya. Dolar AS tertekan oleh peningkatan klaim pengangguran dan juga lonjakan harga impor yang lebih besar dari perkiraan.
Secara teknikal menurut analyst Vibiz Research Center pair USDJPY bergerak lemah, pair yang berada di posisi 105.68 sedang turun mendekati posisi S1 dan juga S2. Namun jika berbalik arah, pair akan naik mendekati posisi 105.77 dan jika tembus mendaki ke R1 dan juga R2.
R3 | R2 | R1 | Pivot | S1 | S2 | S3 |
106.20 | 106.06 | 105.87 | 105.75 | 105.52 | 105.41 | 105.23 |
Buy Avg | 105.77 | Sell Avg | 105.60 |
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting