(Vibiznews – Indeks) – Bursa saham Hong Kong berakhir melemah tajam pada perdagangan hari Jumat (26/2/2021) mengikuti bursa saham kawasan Asia lainnya oleh lonjakan imbal hasil obligasi AS. Demikian secara mingguan alami perdagangan terburuk mereka dalam satu tahun, namun sepanjang bulan Februari cetak gain 2,46%.
Meski kini imbal hasil obligasi AS 10-tahun turun kembali ke 1,494% dari tertinggi satu tahun di 1,614%, tetapi masih naik 40 basis poin untuk bulan tersebut dalam pergerakan terbesar mereka sejak 2016. Yang menambah tekanan adalah kekhawatiran atas hubungan perdagangan China-AS, Sekretaris Keuangan Hong Kong Paul Chan mengumumkan dalam pidato anggaran tahunannya bahwa bea Materai akan naik menjadi 0,13% dari nilai transaksi dari 0,1% saat ini pada 1 Agustus.
![](https://www.vibiznews.com/wp-content/uploads/2021/02/telegramvbn2-300x176.jpg)
Investor China daratan melakukan tekanan jual cukup besar dengan net sell HK$ 3,1 miliar ($399,68 juta) saham Hong Kong melalui Stock Connect pada hari ini menurut data Refinitiv.
Indeks harian Hang Seng ditutup anjlok 1093,96 poin atau 3,6% menjadi 28.980,21. Demikian indeks saham Cina Enterprise (HSCE) dengan 60 saham unggulan berakhir turun 4,0% menjadi 11.247,21. Untuk indeks Hang Seng berjangka bulan Maret 2021 bergerak positif dengan anjlok 1001 poin atau 3,24% ke posisi 28959.
Secara sektoral bergerak masuk zona merah dengan pelemahan sektor dipimpin oleh sektor manufaktur dan teknologi dengan anjlok 8,48% dan 5,67% masing-masing. Saham yang paling tertekan di manufaktur adalah saham CK Hutchison dengan anjlok 5,10% dan dari sektor teknologi saham Tencent Holdings yang anjlok 4,19%.
Jul Allens / Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting