(Vibiznews-Forex) – Posisi poundsterling dalam pair GBPUSD pada perdagangan forex sesi Eropa hari Rabu (10/3/2021) bergerak naik mendekati posisi resisten kuat hariannya setelah sempat bergerak bearish di sesi Asia oleh kekuatan dolar AS. Posisi dolar AS terpantau terkoreksi oleh naiknya kembali sentimen perdagangan aset risiko.
Minat perdagangan aset risiko terangkat oleh ekspektasi pemulihan ekonomi global dengan disahkannya hari ini RUU paket stimulus fiskal senilai US$1,9 triliun. Bursa saham kawasan Eropa dan juga indeks berjangka bursa AS bergerak positif merespon momen pada sesi Amerika nanti.
Tekanan jual poundsterling sesi Asia dipengaruhi oleh ketegangan UE-Inggris, dimana kedua negara saling menuduh atas klaim pembatasan ekspor vaksin serta protokol Brexit dan Irlandia Utara (NI). Sementara itu UE siap untuk mengambil tindakan hukum atas perpanjangan sepihak Inggris dari protokol NI Brexit. Selain itu, Inggris mengantisipasi kerugian £5 miliar setahun dalam e-commerce, karena Brexit.
Kemudian terkait pembukaan kembali ekonomi di Inggris, investor khawatirkan adanya kenaikan kasus baru covid-19 di negara yang sudah beberapakali lakukan lockdown demi menekan kasus covid-19.

Indeks dolar yang menunjukkan kekuatan dolar AS terhadap banyak rival utamanya sedang terkoreksi di pasar uang Eropa setelah rebound pada sesi Asia; tertekan oleh naiknya kembali minat perdagangan aset risiko oleh harapan pemulihan ekonomi global .
Secara teknikal menurut analyst Vibiz Research Center pair GBPUSD melemah, dan kini pair berada di posisi 1.3896 yang mendaki terus ke posisi resisten kuat di 1.3940 – 1.3975. Namun jika terkoreksi, pair akan turun kembali ke posisi 1.3844 sebelum meluncur ke support kuat di 1.3813 – 1.3777.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting



