(Vibiznews-Forex) – Posisi poundsterling dalam pair GBPUSD pada perdagangan forex sesi Eropa hari Selasa (16/3/2021) semakin tertekan ke posisi terendah sejak pertengahan Februari dengan menembus posisi support kuat hariannya. Poundsterling bergerak negatif sejak sesi Asia dengan pergerakan dolar AS yang terbatas.
Pound Inggris semakin tertekan setelah Gubernur Bank of England Andrew Bailey mengatakan bahwa ekonomi Inggris akan berkontraksi sebesar 4% pada kuartal pertama dari periode yang sama tahun lalu dan sebesar 19% dibandingkan dengan tiga bulan pertama tahun 2019, dan memperingatkan tentang dampak negatif dari imbal hasil negatif terhadap tabungan dan investasi perusahaan. Bailey juga mengatakan bahwa inflasi akan tetap di bawah target 2% tetapi akan naik sementara karena langkah-langkah dukungan publik.
Pekan lalu poundsterling didukung oleh harapan untuk pemulihan ekonomi yang lebih cepat di Inggris karena keberhasilan berkelanjutan dari program peluncuran vaksinasi ditambah dengan paket stimulus fiskal dan moneter yang masif. Sementara itu, investor menunggu pertemuan kebijakan Bank of England yang akan dirilis Kamis di mana para pejabat diharapkan memberikan sinyal peningkatan pembelian obligasi bank sentral mulai Mei.
Indeks dolar yang menunjukkan kekuatan dolar AS terhadap banyak rival utamanya masih bergerak bergerak terbatas di pasar uang Asia setelah menguat 2 hari di sesi global sebelumnya; naik sebagai safe haven di tengah pasar yang mencermati hasil pertemuan the Fed pertengahan minggu ini.
Secara teknikal menurut analyst Vibiz Research Center pair GBPUSD rebound, dan kini pair berada di posisi 1.3838 yang berusaha mendaki kembali ke posisi 1.3902 sebelum capai posisi resisten kuat di 1.3944 – 1.3983. Namun jika terkoreksi kembali, pair turun kembali ke posisi 1.3808 sebelum ke support kuat di 1.3804 – 1.3775.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting
