(Vibiznews-Forex) – Posisi poundsterling dalam pair GBPUSD pada perdagangan forex sesi Eropa hari Jumat (18/3/2021) berusaha bullish setelah sempat terkoreksi ke area supportnya dan juga mendaki dekati posisi resisten kuat harian. Pair mendapat tekanan dari pergerakan kuat dolar AS sebagai safe haven.
Meskipun posisi imbal hasil obligasi AS 10-tahun sedang terkoreksi ke 1,69%, namun sentimen investor global khawatirkan lonjakan yield sebelumnya berpotensi naik menembus posisi semula. Kekhawatiran tersebut menekan perdagangan aset risiko dan menguntungkan dolar AS.
Sentimen positif untuk poundsterling sempat datang dari rilis data Public Sector Net Borrowing Inggris yang meningkat, pemerintah Inggris meminjam £19,1 miliar bulan lalu, pinjaman tertinggi sejak pencatatan bulanan dimulai pada 1993; sementara itu semangat konsumen datang lebih kuat dari yang diharapkan di bulan Maret, dan pada level tertinggi dalam satu tahun.
Pada hari Kamis lalu, Bank of England (BOE) mengumumkan kebijakan moneter tidak berubah dan gagal memberikan sinyal peningkatan pembelian obligasi bank sentral dalam beberapa bulan mendatang. Suku bunga mereka tidak berubah pada rekor terendah 0,1% dan ukuran program pembelian obligasi tidak berubah pada £875 miliar.
Indeks dolar yang menunjukkan kekuatan dolar AS terhadap banyak rival utamanya sedang bergerak kuat kembali di pasar uang Eropa setelah sempat terkoreksi sebelumnya; sempat tertahan oleh koreksi yield obligasi AS dan kini terangkat oleh anjloknya sentimen perdagangan aset risiko.
Secara teknikal menurut analyst Vibiz Research Center pair GBPUSD melemah, dan kini pair berada di posisi 1.3928 yang sedang terkoreksi menuju posisi 1.3891. Jika berhasil tembus akan meluncur ke support kuat di 1.3882 – 1.3849. Namun jika bergerak kuat kembali akan mendaki ke posisi 1.3958 sebelum capai posisi resisten kuatnya di 1.3986 – 1.4018.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting
