(Vibiznews – Technology) Kekurangan chip global yang sedang berlangsung perlu dipantau secara ketat, demikian pernyataan Presiden dan CEO Nokia Pekka Lundmark kepada CNBC.
Lundmark, yang mengambil posisi teratas di Nokia pada bulan September, mengatakan hari Jumat bahwa pasar chip ketat saat ini.
Lundmark menyatakan bukan hanya terjadi di sektor telekomunikasi, juga di otomotif, gadget, perangkat IOT (internet of things) yang sedang berkembang.
Chip digunakan untuk menggerakkan mobil, telepon, komputer berkinerja tinggi, sistem pertahanan, aplikasi AI, dan banyak hal lainnya.
Kekurangan chip telah menghantam industri otomotif yang sadar biaya sangat keras karena menggunakan chip dalam segala hal mulai dari power steering dan sensor rem, hingga sistem hiburan dan kamera parkir. Semakin pintar mobil, semakin banyak chip yang mereka gunakan.
Beberapa pabrikan termasuk GM, Honda, dan Ford terpaksa memangkas produksi.
Namun, Nokia sendiri tidak terlalu terpengaruh. “Kami tidak melihat kekurangan yang nyata,” kata Lundmark. “Situasinya dapat dikelola, tetapi ini adalah masalah yang membutuhkan perhatian terus-menerus.”
Dia menambahkan visibilitas jangka menengah-panjang pada pasokan chip tidak sebaik dulu.
Perusahaan Finlandia menggunakan chip dalam peralatan jaringan dan ponsel cerdasnya, tetapi sebenarnya tidak memproduksinya sendiri.
Produsen terbesar dunia adalah TSMC Taiwan, SMIC China, dan Samsung Korea Selatan. Namun, Samsung dan TSMC adalah dua perusahaan di dunia yang mampu memproduksi chip 5 nanometer.
Salah satu alasan mengapa hanya ada sedikit pabrik pembuatan chip 5nm adalah karena harganya mahal. Membangun sesuatu yang sangat kecil membutuhkan peralatan berteknologi tinggi yang tidak murah.
Menurut Asosiasi Industri Semikonduktor, sebuah koalisi yang didukung oleh beberapa pembuat chip, AS hanya menyumbang sekitar 12,5% dari manufaktur semikonduktor. Eropa menyumbang kurang dari 10% produksi global, meskipun itu naik dari 6% lima tahun lalu. Komisi Eropa, badan eksekutif UE, ingin meningkatkan angka itu menjadi 20% dan sedang menjajaki investasi 20-30 miliar euro ($ 24-36 miliar) untuk mewujudkannya.
Negara-negara sekarang sedang mencari pendanaan pabrik chip baru sebagai bagian dari upaya untuk menyelesaikan masalah pasokan.
Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting