Nikkei 24 Maret Merosot ke Terendah 7 Pekan

333
nikkei
Vibizmedia Photo

(Vibiznews – Indeks) –  Bursa saham  Jepang anjlok selama 4 sesi berturut  pada perdagangan hari Rabu (24/3/2021), yang membuat indeks Nikkei terjun ke posisi terendah 7 pekan. Indeks Nikkei tertekan dipicu oleh banyaknya saham-saham sektor energi dan keuangan melemah cukup signifikan.  

Sementara itu, risalah Bank of Japan menunjukkan bahwa pembuat kebijakan setuju untuk melonggarkan tanpa ragu-ragu jika diperlukan dengan memperhatikan dampak pandemi pada ekonomi. Gubernur Haruhiko Kuroda juga mencatat bahwa bank sentral tidak memiliki rencana sekarang untuk mulai menjual kepemilikan besar-besaran dana yang diperdagangkan di bursa, setelah menghapus target tahunan $55 miliar untuk pembelian ETF dan menghentikan pembelian Nikkei 225 ETF untuk pertama kalinya dalam satu dekade.

Namun terdapat laporan ekonomi yang positif, data flash PMI manufaktur Jepang di bulan Maret naik ke level tertinggi 27 bulan, sementara itu untuk PMI sektor jasa tumbuh paling pesat dalam 3 bulan.

Silahkan klik jika ingin join Telegram Vibiznews

Indeks harian Nikkei ditutup turun 590,4 poin atau 2,04% menjadi 2.8405,52, terendah sejak 4 Februari.  Demikian untuk indeks Topix turun 2,18% menjadi 1.928,58, penurunan persentase harian terbesar sejak 26 Februari. Untuk indeks Nikkei berjangka bulan Juni 2021 bergerak negatif dengan turun 620 poin atau 2,15% ke posisi 28190.

Saham yang paling tertekan di Nikkei yaitu saham  Unitika Ltd turun 9,25%, diikuti oleh saham ANA Holdings Inc, anjlok 7,21%, dan saham Mazda Motor Corp, turun 5,92%. Saham yang bertahan positif dan menguat adalah saham  Nikon Corp yang naik 6,44% karena spekulasi akan mendapat keuntungan dari langkah pembuat semikonduktor AS Intel Corp untuk sangat memperluas kapasitas manufaktur chip canggihnya.

Saham Tokyo Electron Ltd naik 5,06% dan Screen Holdings Co Ltd naik 1,66% setelah surat kabar Nikkei melaporkan bahwa kedua perusahaan tersebut akan berkolaborasi dengan proyek pemerintah Jepang yang akan berinvestasi di fasilitas manufaktur domestik untuk chip generasi mendatang.

 Jul Allens / Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here