(Vibiznews – Economy and Bonds) – Mencermati kondisi perekonomian Indonesia khususnya sebagai dampak penyebaran COVID-19, Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah secara periodik, demikian rilis dari Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Jumat ini (26/3).
Indikator dimaksud adalah nilai tukar dan inflasi, sebagai berikut:
A) Perkembangan Nilai Tukar 22 – 26 Maret 2021
Pada akhir hari Kamis, 25 Maret 2021
- Rupiah ditutup pada level (bid) Rp14.420 per dolar AS.
- Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun turun ke level 6,69%.
- DXY menguat ke level 92,85.
- Yield UST (US Treasury) Note 10 tahun turun ke level 1,633%
Pada pagi hari Jumat, 26 Maret 2021
- Rupiah dibuka pada level (bid) Rp14.420 per dolar AS.
- Yield SBN 10 tahun stabil di level 6,70%.
Aliran Modal Asing (Minggu IV Maret 2021)
- Premi CDS Indonesia 5 tahun naik ke 86,49 bps per 25 Maret 2021 dari 73,56 bps per 19 Maret 2021.
- Berdasarkan data transaksi 22 – 25 Maret 2021, nonresiden di pasar keuangan domestik jual neto Rp0,99 triliun, dengan jual neto di pasar SBN sebesar Rp0,26 triliun dan jual neto di pasar saham sebesar Rp0,73 triliun.
- Berdasarkan data setelmen selama 2021 (ytd), nonresiden di pasar keuangan domestik beli neto sebesar Rp9,32 triliun.
B) Inflasi berada pada level yang rendah dan terkendali
- Berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada minggu IV Maret 2021, perkembangan harga pada bulan Maret 2021 diperkirakan inflasi sebesar 0,08% (mtm). Dengan perkembangan tersebut, perkiraan inflasi Februari 2021 secara tahun kalender sebesar 0,44% (ytd), dan secara tahunan sebesar 1,36% (yoy).
- Penyumbang utama inflasi Maret 2021 sampai dengan minggu keempat yaitu komoditas cabai rawit sebesar 0,04% (mtm), bawang merah sebesar 0,03% (mtm), tomat dan ikan mas masing-masing sebesar 0,01% (mtm). Sementara itu, beberapa komoditas mengalami deflasi, antara lain cabai merah dan emas perhiasan sebesar -0,03% (mtm).
Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk memonitor secara cermat dinamika penyebaran Covid-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu, serta langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan yang perlu ditempuh untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan.
Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting
Editor: Asido