Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah (26 Maret); Rupiah Bergerak Rentang Terbatas

608
Vibizmedia Photo

(Vibiznews – Economy and Bonds) – Mencermati kondisi perekonomian Indonesia khususnya sebagai dampak penyebaran COVID-19, Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah secara periodik, demikian rilis dari Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Jumat ini (26/3).

Indikator dimaksud adalah nilai tukar dan inflasi, sebagai berikut:

 

A) Perkembangan Nilai Tukar 22 – 26 Maret 2021

Pada akhir hari Kamis, 25 Maret 2021

  1. Rupiah ditutup pada level (bid) Rp14.420 per dolar AS.
  2. Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun turun ke level 6,69%.
  3. DXY menguat ke level 92,85.
  4. Yield UST (US Treasury) Note 10 tahun turun ke level 1,633%

Pada pagi hari Jumat, 26 Maret 2021

  1. Rupiah dibuka pada level (bid) Rp14.420 per dolar AS.
  2. Yield SBN 10 tahun stabil di level 6,70%.

Aliran Modal Asing (Minggu IV Maret 2021)

  1. Premi CDS Indonesia 5 tahun naik ke 86,49 bps per 25 Maret 2021 dari 73,56 bps per 19 Maret 2021.
  2. Berdasarkan data transaksi 22 – 25 Maret 2021, nonresiden di pasar keuangan domestik jual neto Rp0,99 triliun, dengan jual neto di pasar SBN sebesar Rp0,26 triliun dan jual neto di pasar saham sebesar Rp0,73 triliun.
  3. Berdasarkan data setelmen selama 2021 (ytd), nonresiden di pasar keuangan domestik beli neto sebesar Rp9,32 triliun.

 

B) Inflasi berada pada level yang rendah dan terkendali

  1. Berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada minggu IV Maret 2021, perkembangan harga pada bulan Maret 2021 diperkirakan inflasi sebesar 0,08% (mtm).  Dengan perkembangan tersebut, perkiraan inflasi Februari 2021 secara tahun kalender sebesar 0,44% (ytd), dan secara tahunan sebesar 1,36% (yoy).
  2. Penyumbang utama inflasi Maret 2021 sampai dengan minggu keempat yaitu komoditas cabai rawit sebesar 0,04% (mtm), bawang merah sebesar 0,03% (mtm), tomat dan ikan mas masing-masing sebesar 0,01% (mtm). Sementara itu, beberapa komoditas mengalami deflasi, antara lain cabai merah dan emas perhiasan sebesar -0,03% (mtm).

Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk memonitor secara cermat dinamika penyebaran Covid-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu, serta langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan yang perlu ditempuh untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan.

Sumber: BI, 26-3-2021

Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting

Editor: Asido

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here