Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah (16 April); Inflasi April Diprakirakan 0,15% (mtm)

589
Survei Penjualan Eceran
Vibizmedia Photo

(Vibiznews – Economy and Bonds) – Mencermati kondisi perekonomian Indonesia khususnya sebagai dampak penyebaran COVID-19, Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah secara periodik, demikian rilis dari Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Jumat ini (16/4).

Indikator dimaksud adalah nilai tukar dan inflasi, sebagai berikut:

 

A) Perkembangan Nilai Tukar 12-16 April 2021

Pada akhir hari Kamis, 15 April 2021

  1. Rupiah ditutup pada level (bid) Rp14.600 per dolar AS.
  2. Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun naik ke level 6,55%.
  3. DXY melemah ke level 91,67.
  4. Yield UST (US Treasury) Note 10 tahun turun ke level 1,576%.

Pada pagi hari Jumat, 16 April 2021

  1. Rupiah dibuka pada level (bid) Rp14.600 per dolar AS.
  2. Yield SBN 10 tahun turun ke level 6,50%.

Aliran Modal Asing (Minggu III April 2021)

  1. Premi CDS Indonesia 5 tahun turun ke 81,67 bps per 15 April 2021 dari 83,64 bps per 9 April 2021.
  2. Berdasarkan data transaksi 12-15 April 2021, nonresiden di pasar keuangan domestik jual neto Rp0,71 triliun dengan jual neto di pasar SBN sebesar Rp1,30 triliun, dan beli neto di pasar saham sebesar Rp0,59 triliun.
  3. Berdasarkan data setelmen selama 2021 (ytd), nonresiden jual neto Rp12,85 triliun.

 

 

B) Inflasi berada pada level yang rendah dan terkendali

  1. Berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada minggu III April 2021, perkembangan harga pada bulan April 2021 diperkirakan inflasi sebesar 0,15% (mtm).  Dengan perkembangan tersebut, perkiraan inflasi April 2021 secara tahun kalender sebesar 0,60% (ytd), dan secara tahunan sebesar 1,44% (yoy).
  2. Penyumbang utama inflasi April 2021 sampai dengan minggu ketiga yaitu komoditas daging ayam ras sebesar 0,09% (mtm), jeruk sebesar 0,04% (mtm), cabai merah sebesar 0,02% (mtm), minyak goreng dan daging sapi masing-masing sebesar 0,01% (mtm). Sementara itu, komoditas yang menyumbang deflasi pada periode laporan berasal dari komoditas cabai rawit sebesar -0,03%, (mtm), telur ayam ras sebesar -0,02% (mtm), kangkung, bawang merah, bayam dan beras masing-masing sebesar -0,01% (mtm).

Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk memonitor secara cermat dinamika penyebaran Covid-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu, serta langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan yang perlu ditempuh untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan.

 

Sumber: BI, 16-4-2021

 

 

Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting

Editor: Asido

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here