(Vibiznews – Economy and Bonds) – Mencermati kondisi perekonomian Indonesia khususnya sebagai dampak penyebaran COVID-19, Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah secara periodik, demikian rilis dari Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Jumat ini (16/4).
Indikator dimaksud adalah nilai tukar dan inflasi, sebagai berikut:
A) Perkembangan Nilai Tukar 12-16 April 2021
Pada akhir hari Kamis, 15 April 2021
- Rupiah ditutup pada level (bid) Rp14.600 per dolar AS.
- Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun naik ke level 6,55%.
- DXY melemah ke level 91,67.
- Yield UST (US Treasury) Note 10 tahun turun ke level 1,576%.
Pada pagi hari Jumat, 16 April 2021
- Rupiah dibuka pada level (bid) Rp14.600 per dolar AS.
- Yield SBN 10 tahun turun ke level 6,50%.
Aliran Modal Asing (Minggu III April 2021)
- Premi CDS Indonesia 5 tahun turun ke 81,67 bps per 15 April 2021 dari 83,64 bps per 9 April 2021.
- Berdasarkan data transaksi 12-15 April 2021, nonresiden di pasar keuangan domestik jual neto Rp0,71 triliun dengan jual neto di pasar SBN sebesar Rp1,30 triliun, dan beli neto di pasar saham sebesar Rp0,59 triliun.
- Berdasarkan data setelmen selama 2021 (ytd), nonresiden jual neto Rp12,85 triliun.
B) Inflasi berada pada level yang rendah dan terkendali
- Berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada minggu III April 2021, perkembangan harga pada bulan April 2021 diperkirakan inflasi sebesar 0,15% (mtm). Dengan perkembangan tersebut, perkiraan inflasi April 2021 secara tahun kalender sebesar 0,60% (ytd), dan secara tahunan sebesar 1,44% (yoy).
- Penyumbang utama inflasi April 2021 sampai dengan minggu ketiga yaitu komoditas daging ayam ras sebesar 0,09% (mtm), jeruk sebesar 0,04% (mtm), cabai merah sebesar 0,02% (mtm), minyak goreng dan daging sapi masing-masing sebesar 0,01% (mtm). Sementara itu, komoditas yang menyumbang deflasi pada periode laporan berasal dari komoditas cabai rawit sebesar -0,03%, (mtm), telur ayam ras sebesar -0,02% (mtm), kangkung, bawang merah, bayam dan beras masing-masing sebesar -0,01% (mtm).
Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk memonitor secara cermat dinamika penyebaran Covid-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu, serta langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan yang perlu ditempuh untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan.
Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting
Editor: Asido