(Vibiznews-Forex) – Posisi poundsterling dalam pair GBPUSD pada perdagangan forex sesi Eropa hari Jumat (30/4/2021) bergerak bearish setelah rally selama 5 hari berturut oleh kekuatan dolar AS. Pair tertekan hingga menembus posisi support kuat hariannya oleh kenaikan yield obligasi AS yang untungkan posisi dolar.
Posisi yield obligasi AS 10-tahun semakin kuat merepson rentetan data ekonomi yang dirilis kuat sepanjang pekan ini. Terakhir semalam di rilis data awal PDB AS untuk kuartal pertama tahun 2021 tumbuh 6,4% yoy. Hari ini juga akan dirilis beberapa data yang bakal optimis seperti data Penghasilan Pribadi dan Pengeluaran Pribadi dan juga data Pengeluaran Konsumsi Pribadi Inti (Core PCE).
Dari fundamental poundsterling, Perdana Menteri Boris Johnson semakin diawasi karena diduga meminta donor Partai Konservatif untuk membayar biaya renovasi kediaman resminya. Masalah PM dapat menghambat upaya pemerintah untuk mengelola pemulihan.

Indeks dolar yang menunjukkan kekuatan dolar AS terhadap banyak rival utamanya dollar bergerak naik di pasar uang Eropa setelah menguat; berupaya bangkit dari bearish 4 minggunya -yang terpanjang sejak Juli tahun lalu- tertekan oleh kebijakan the Fed yang mempertahankan suku bunga rendah lebih lama.
Secara teknikal menurut analyst Vibiz Research Center pair GBPUSD melemah, dan kini pair berada di posisi 1.3909 yang sedang meluncur ke posisi support lemahnya di 1.3903 – 1.3870. Namun jika pair bergerak sebaliknya, pair akan mendaki kembali ke posisi 1.3957 sebelum tembus ke resisten kuatnya di 1.3967 – 1.3996.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting



