Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah (4 Juni); Pasar Keuangan Beli Neto Rp14,7 T

655
Uang Beredar Tumbuh Meningkat
Vibizmedia Photo

(Vibiznews – Economy and Bonds) – Mencermati kondisi perekonomian Indonesia khususnya sebagai dampak penyebaran COVID-19, Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah secara periodik, demikian rilis dari Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Jumat ini (4/6).

Indikator dimaksud adalah nilai tukar dan inflasi, sebagai berikut:

 

A) Perkembangan Nilai Tukar 31 Mei – 4 Juni 2021

Pada akhir hari Kamis, 3 Juni 2021

  1. Rupiah ditutup pada level (bid) Rp14.280 per dolar AS.
  2. Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun turun ke level 6,40%.
  3. DXY menguat ke level 90,51.
  4. Yield UST (US Treasury) Note 10 tahun naik ke level 1,625%.

Pada pagi hari Jumat, 4 Juni 2021

  1. Rupiah dibuka pada level (bid) Rp14.290 per dolar AS.
  2. Yield SBN 10 tahun naik ke level 6,41%.

Aliran Modal Asing (Minggu 1 Juni 2021)

  1. Premi CDS Indonesia 5 tahun turun ke level 74,71 bps per 3 Juni 2021 dari 75,78 bps per 28 Mei 2021.
  2. Berdasarkan data transaksi 31 Mei – 3 Juni 2021, nonresiden di pasar keuangan domestik beli neto Rp14,68 triliun terdiri dari beli neto di pasar SBN sebesar Rp12,27 triliun, dan beli neto di pasar saham sebesar Rp2,41 triliun.
  3. Berdasarkan data setelmen selama 2021 (ytd), nonresiden jual neto Rp2,43 triliun.

 

B) Inflasi berada pada level yang rendah dan terkendali

  1. Berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada minggu I Juni 2021, perkembangan harga pada minggu I Juni 2021 masih relatif terkendali dan diperkirakan deflasi 0,09% (mtm).  Dengan perkembangan tersebut, perkiraan inflasi Juni 2021 secara tahun kalender sebesar 0,81% (ytd), dan secara tahunan sebesar 1,40% (yoy).
  2. Penyumbang utama deflasi Juni 2021 sampai dengan minggu pertama yaitu komoditas daging ayam ras dan cabai merah masing-masing sebesar -0,08% (mtm), tarif angkutan antarkota -0,06% (mtm), cabai rawit -0,04% (mtm), bawang merah -0,02% (mtm), tomat, kelapa dan tarif angkutan udara masing-masing sebesar -0,01% (mtm). Sementara itu, beberapa komoditas mengalami inflasi, antara lain emas perhiasan sebesar 0,04% (mtm) telur ayam ras sebesar 0,03% (mtm) minyak goreng, nasi dengan lauk dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,01% (mtm).

Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk memonitor secara cermat dinamika penyebaran Covid-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu, serta langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan yang perlu ditempuh untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan.

Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting

Editor: Asido

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here