(Vibiznews – Economy and Bonds) – Mencermati kondisi perekonomian Indonesia khususnya sebagai dampak penyebaran COVID-19, Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah secara periodik, demikian rilis dari Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Jumat ini (4/6).
Indikator dimaksud adalah nilai tukar dan inflasi, sebagai berikut:
A) Perkembangan Nilai Tukar 31 Mei – 4 Juni 2021
Pada akhir hari Kamis, 3 Juni 2021
- Rupiah ditutup pada level (bid) Rp14.280 per dolar AS.
- Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun turun ke level 6,40%.
- DXY menguat ke level 90,51.
- Yield UST (US Treasury) Note 10 tahun naik ke level 1,625%.
Pada pagi hari Jumat, 4 Juni 2021
- Rupiah dibuka pada level (bid) Rp14.290 per dolar AS.
- Yield SBN 10 tahun naik ke level 6,41%.
Aliran Modal Asing (Minggu 1 Juni 2021)
- Premi CDS Indonesia 5 tahun turun ke level 74,71 bps per 3 Juni 2021 dari 75,78 bps per 28 Mei 2021.
- Berdasarkan data transaksi 31 Mei – 3 Juni 2021, nonresiden di pasar keuangan domestik beli neto Rp14,68 triliun terdiri dari beli neto di pasar SBN sebesar Rp12,27 triliun, dan beli neto di pasar saham sebesar Rp2,41 triliun.
- Berdasarkan data setelmen selama 2021 (ytd), nonresiden jual neto Rp2,43 triliun.
B) Inflasi berada pada level yang rendah dan terkendali
- Berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada minggu I Juni 2021, perkembangan harga pada minggu I Juni 2021 masih relatif terkendali dan diperkirakan deflasi 0,09% (mtm). Dengan perkembangan tersebut, perkiraan inflasi Juni 2021 secara tahun kalender sebesar 0,81% (ytd), dan secara tahunan sebesar 1,40% (yoy).
- Penyumbang utama deflasi Juni 2021 sampai dengan minggu pertama yaitu komoditas daging ayam ras dan cabai merah masing-masing sebesar -0,08% (mtm), tarif angkutan antarkota -0,06% (mtm), cabai rawit -0,04% (mtm), bawang merah -0,02% (mtm), tomat, kelapa dan tarif angkutan udara masing-masing sebesar -0,01% (mtm). Sementara itu, beberapa komoditas mengalami inflasi, antara lain emas perhiasan sebesar 0,04% (mtm) telur ayam ras sebesar 0,03% (mtm) minyak goreng, nasi dengan lauk dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,01% (mtm).
Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk memonitor secara cermat dinamika penyebaran Covid-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu, serta langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan yang perlu ditempuh untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan.
Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting
Editor: Asido