(Vibiznews – Economy and Bonds) – Mencermati kondisi perekonomian Indonesia khususnya sebagai dampak penyebaran COVID-19, Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah secara periodik, demikian rilis dari Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Jumat ini (11/6).
Indikator dimaksud adalah nilai tukar dan inflasi, sebagai berikut:
A) Perkembangan Nilai Tukar 7 –11 Juni 2021
Pada akhir hari Kamis, 10 Juni 2021
- Rupiah ditutup pada level (bid) Rp14.245 per dolar AS.
- Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun turun ke level 6,35%.
- DXY melemah terbatas ke level 90,08.
- Yield UST (US Treasury) Note 10 tahun turun ke level 1,432%.
Pada pagi hari Jumat, 11 Juni 2021
- Rupiah dibuka pada level (bid) Rp14.200 per dolar AS.
- Yield SBN 10 tahun turun ke level 6,32%.
Aliran Modal Asing (Minggu II Juni 2021)
- Premi CDS Indonesia 5 tahun turun ke level 73,52 bps per 10 Juni 2021 dari 75,21 bps per 4 Juni 2021.
- Berdasarkan data transaksi 7 – 10 Juni 2021, nonresiden di pasar keuangan domestik beli neto Rp10,54 triliun terdiri dari beli neto di pasar SBN sebesar Rp10,49 triliun, dan beli neto di pasar saham sebesar Rp0,05 triliun.
- Berdasarkan data setelmen selama 2021 (ytd), nonresiden beli neto Rp14,65 triliun.
B) Inflasi berada pada level yang rendah dan terkendali
- Berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada minggu II Juni 2021, perkembangan harga pada minggu II Juni 2021 masih relatif terkendali dan diperkirakan deflasi 0,09% (mtm). Dengan perkembangan tersebut, perkiraan inflasi Juni 2021 secara tahun kalender sebesar 0,81% (ytd), dan secara tahunan sebesar 1,40% (yoy).
- Penyumbang utama deflasi Juni 2021 sampai dengan minggu kedua yaitu komoditas daging ayam ras dan cabai merah masing-masing sebesar -0,09% (mtm), tarif angkutan antarkota -0,06% (mtm), cabai rawit -0,04% (mtm), bawang merah -0,02% (mtm), kelapa, tomat dan daging sapi masing-masing sebesar -0,01% (mtm). Sementara itu, beberapa komoditas mengalami inflasi, antara lain telur ayam ras sebesar 0,04% (mtm) emas perhiasan sebesar 0,03% (mtm) minyak goreng, sawi hijau, kacang panjang, nasi dengan lauk dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,01% (mtm).
Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk memonitor secara cermat dinamika penyebaran Covid-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu, serta langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan yang perlu ditempuh untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan.
Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting
Editor: Asido