(Vibiznews – Indeks) – Bursa saham Jepang merespon negatif kebijakan moneter BOJ terbaru pada perdagangan hari Jumat (18/6/2021) dengan indeks ditutup pada zona merah untuk 3 sesi berturut. Indeks Nikkei turun ke posisi terendah 1 pekan setelah BoJ mempertahankan stimulus moneter besar-besaran untuk mendukung pemulihan ekonomi negara dan memperpanjang tenggat waktu program pembelian aset dan pinjaman yang diperkenalkan tahun lalu untuk menyalurkan dana ke perusahaan yang dilanda pandemi.
Pembuat kebijakan Bank of Japan juga meluncurkan rencana untuk meningkatkan pendanaan untuk memerangi perubahan iklim dalam langkah yang mengejutkan. Sementara itu, pemerintah Jepang pada hari Kamis memutuskan untuk mengakhiri keadaan darurat COVID-19 yang meliputi Tokyo, Hokkaido, Osaka dan enam prefektur lainnya pada hari Minggu, kecuali Okinawa yang diperpanjang selama tiga minggu lagi.

Indeks harian Nikkei ditutup turun 54,25 poin atau 0,19% menjadi 28964,08. Demikian untuk indeks Topix turun 0,9% menjadi 1.946,56. Untuk indeks Nikkei berjangka bulan Juli 2021 bergerak positif dengan turun 70 poin atau 0,24% ke posisi 28930. Namun secara mingguan alami penguatan moderat lanjutan selama 2 pekan berturut.
Saham kapital besar yang membebani Nikkei adalah saham Toyota Motor turun 3,9% setelah mencapai rekor tertinggi minggu ini, sektor asuransi turun 3,4%, saham bank turun 2,1% dan saham pengiriman adalah penurunan terbesar, jatuh 6,7% setelah melonjak selama tiga bulan terakhir.
Pergerakan sebaliknya terjadi pada saham-saham farmasi dan healthcare seperti saham Eisai melonjak 5,9% setelah pembuat obat dan Bristol-Myers Squibb menandatangani perjanjian senilai hingga $3,10 miliar untuk bersama-sama mengembangkan dan memasarkan obat kanker eksperimental. Kemudian saham M3 melonjak 3,4% dan pembuat peralatan medis Terumo naik 1,3%.
Jul Allens / Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting



