(Vibiznews – Economy and Bonds) – Mencermati kondisi perekonomian Indonesia khususnya sebagai dampak penyebaran COVID-19, Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah secara periodik, demikian rilis dari Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Jumat ini (16/7).
Indikator dimaksud adalah nilai tukar dan inflasi, sebagai berikut:
A) Perkembangan Nilai Tukar 12 –16 Juli 2021
Pada akhir hari Kamis, 15 Juli 2021
- Rupiah ditutup pada level (bid) Rp14.480 per dolar AS.
- Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun turun ke level 6,36%.
- DXY menguat ke level 92,62.
- Yield UST (US Treasury) Note 10 tahun turun ke level 1,299%.
Pada pagi hari Jumat, 16 Juli 2021
- Rupiah dibuka pada level (bid) Rp14.490 per dolar AS.
- Yield SBN 10 tahun stabil di level 6,36%.
Aliran Modal Asing (Minggu III Juli 2021)
- Premi CDS Indonesia 5 tahun naik ke level 77,03 bps per 15 Juli 2021 dari 76,65 bps per 9 Juli 2021.
- Berdasarkan data transaksi 12-15 Juli 2021, nonresiden di pasar keuangan domestik beli neto Rp7,55 triliun terdiri dari beli neto di pasar SBN sebesar Rp5,73 triliun dan beli neto di pasar saham sebesar Rp1,82 triliun.
- Berdasarkan data setelmen selama 2021 (ytd), nonresiden beli neto Rp0,86 triliun.
B) Inflasi berada pada level yang rendah dan terkendali
- Berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada minggu III Juli 2021, perkembangan harga pada Juli 2021 masih relatif terkendali dan diperkirakan inflasi sebesar 0,01% (mtm). Dengan perkembangan tersebut, perkiraan inflasi Juli 2021 secara tahun kalender sebesar 0,75% (ytd), dan secara tahunan sebesar 1,45% (yoy).
- Penyumbang utama inflasi Juli 2021 sampai dengan minggu ketiga yaitu komoditas cabai rawit sebesar 0,03% (mtm), tomat, kangkung, bawang merah, bayam, kacang panjang dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,01% (mtm). Sementara itu, beberapa komoditas mengalami deflasi, antara lain daging ayam ras sebesar -0,08% (mtm), telur ayam ras sebesar -0,03% (mtm), emas perhiasan sebesar -0,02% (mtm), jeruk sebesar -0,02% (mtm), cabai merah dan kentang masing-masing sebesar -0,01% (mtm).
Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk memonitor secara cermat dinamika penyebaran Covid-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu, serta langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan yang perlu ditempuh untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan.
Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting
Editor: Asido