(Vibiznews – Indeks) – Bursa saham Amerika nyaris ditutup di posisi rekor pada sesi yang berakhir Jumat dinihari WIB (28/7/2021), setelah sesi sebelumnya sebagian besar melemah. Dow Jones dan S&P500 sempat mencapai posisi melebihi rekor sebelumnya di tengah sesi, setelah kemudian terpangkas oleh beberapa data ekonomi yang tidak sesuai ekspektasi.
Indeks Dow Jones naik 153,60 poin atau 0,4 persen menjadi 35.084,53, indeks Nasdaq naik tipis 15,68 poin atau 0,1 persen menjadi 14.778,26 dan indeks S&P 500 naik 18,51 poin atau 0,4 persen menjadi 4.419,15. Keuntungan bursa Wall Street diperolah dari optimisme laporan kuartalan perusahaan dan janji Federal Reserve untuk menjaga kebijakan akomodatif moneternya.
Namun keuntungan tergerus oleh kekhawatiran bangkitnya kasus covid-19 seluruh dunia dan rilis data ekonomi yang kurang optimis. Seperti data klaim pengangguran mingguan yang turun diatas ekspektasi, turun menjadi 400.000 dari minggu sebelumnya di 424.000 yang ditargetkan turun menjadi 380.000.
Kemudian data PDB kuartal kedua juga dibawah perkiraan melonjak 8,5 persen, Departemen Perdagangan hanya melaporkan PDB melonjak 6,5 persen dari kuartal sebelumnya yang naik 6,3 persen.
National Association of Realtors juga merilis laporan yang menunjukkan kemunduran tak terduga dalam penjualan rumah yang tertunda di bulan Juni. Indeks turun 1,9 persen menjadi 112,8 pada Juni setelah melonjak 8,3 persen menjadi 115,0 pada Mei, lebih rendah dari perkiraan naik tipis sebesar 0,3 persen.
![](https://www.vibiznews.com/wp-content/uploads/2014/01/nyse-hall3-1-300x200.jpg)
Melihat pergerakan saham secara sektor, saham baja memimpin penguatan dengan mendorong NYSE Arca Steel Index naik 3 persen ke level penutupan terbaiknya dalam lebih dari dua bulan. Kemudian disusul oleh saham perumahan dengan lonjakan 2,8 persen oleh Philadelphia Housing Sector Index.
Saham emas juga mencetak gain yang cukup besar dengan menghasilkan lonjakan 2,5 persen oleh NYSE Arca Gold Bugs Index. Demikian dari sektor teknologi, saham semikonduktor dan jaringan bergerak kuat. Sebaliknya terjadi pelemahan pada saham maskapai penerbangan dan bioteknologi.