(Vibiznews – Indeks) – Bursa saham Jepang alami kerugian mengakhiri perdagangan bulan Juli hari Jumat (30/7/2021) hingga anjlok ke terendah 7 bulan karena lonjakan kasus covid-19. Indeks Nikkei akhir pekan ini mengkonfirmasi pelemahan secara bulanan dengan anjlok 5,5% pada bulan Juli, kinerja bulanan terburuk sejak krisis pasar yang disebabkan oleh virus corona pada Maret tahun lalu.
Sentimen investor tertekan setelah Jepang melaporkan lonjakan kasus harian hingga 10000 lebih pada hari ini yang meningkat cukup signifikan sejak dibukanya Olimpiade 2020 di kota Tokyo. Karenanya gugus tugas covid-19 mengusulkan menetapkan perpanjang keadaan darurat di Tokyo dan Okinawa hingga 31 Agustus, dari yang semula direncanakan 22 Agustus. Kemudian diusulkan di empat prefektur tambahan seperti Kanagawa, Saitama dan Chiba dekat Tokyo, dan Osaka hingga 31 Agustus.
Kekuatan Nikkei menghiraukan rilis data ekonomi yang positif seperti data penjualan ritel di Jepang naik 0,1% yoy di bulan Juni, paling sedikit dalam empat bulan; sementara data flash menunjukkan output industri di Jepang rebound di bulan Juni, naik 6,2% ibu setelah 6,5% terakhir di bulan Mei.
Indeks harian Nikkei ditutup jatuh 454 poin atau 1,6% menjadi 27.283,59, penutupan terendah sejak 6 Januari. Demikian untuk indeks Topix anjlok 1,37% menjadi 1.911,62, mencatat penurunan bulanan 2,19%. Demikian indeks Nikkei berjangka bulan September 2021 bergerak negatif dengan anjlok 460 poin atau 1,65% ke posisi 27350.
Saham Sumitomo Dainippon Pharma Co. dan saham Fujitsu Ltd. memimpin penurunan pada Nikkei, dengan anjlok 10,77% dan 9,4% masing-masing. Sumitomo anjlok setelah melaporkan pendapatan yang lebih rendah dari perkiraan. Kemudian saham Astellas Pharma jatuh 8,81% setelah melaporkan hasil keuangan tengah hari.
Secara sektoral pelemahan dipimpin oleh saham perusahaan farmasi dengan anjlok 3,23%, sebaliknya penguatan dipimpin oleh saham transportasi dengan saham Mitsui OSK Lines melonjak 12,33%, Nippon Yusen naik 6,91% dan Kawasaki Kisen naik 6,44%.
Jul Allens / Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting
