(Vibiznews – Indeks) – Bursa saham Jepang anjlok setelah selama empat sesi berturut cetak gain pada perdagangan hari Kamis (12/8/2021) oleh aksi profit taking di tengah tingginya kasus covid dan terganggunya stabilitas politik di Jepang. Indeks Nikkei terkoreksi dari posisi tertinggi 1 bulan yang sempat dicapai pada awal sesi.
Kasus terinfeksi virus corona yang memburuk di negara itu memukul saham sektor terkait perjalanan, sementara penurunan dukungan untuk Perdana Menteri Yoshihide Suga menimbulkan lebih banyak kekhawatiran menjelang pemilihan yang perkirakan akhir tahun ini. Jepang melaporkan penambahan 15.812 kasus baru hari Rabu, yang merupakan rekor pertambahan kasus harian. Sementara itu Dewan penasihat Kementerian Kesehatan mengatakan sistem layanan medis di wilayah Tokyo mendekati situasi seburuk bencana.
Sentimen juga dibebani oleh laporan Morgan Stanley yang meminta investor untuk berhati-hati di sektor terkait chip, mengatakan beberapa bagian dari pasar chip memori bisa memuncak.
![](https://www.vibiznews.com/wp-content/uploads/2014/07/nikkei5-1-300x190.jpg)
Indeks harian Nikkei ditutup turun 55 poin atau 0,2% lebih rendah menjadi 28.015. Demikian untuk indeks Topix turun 0,03% pada 1.953,55. Demikian indeks Nikkei berjangka bulan September 2021 bergerak negatif dengan turun 50 poin atau 0,18% ke posisi 28020.
Laporan Morgan Stanley menekan saham chip seperti saham Sumco anjlok 2,7%, saham Advantest merosot 2,2%, saham Screen Holdings turun 1,8% dan saham SoftBank turun 0,9% mencapai penutupan terendah sembilan bulan.
Saham Rakuten Group, layanan telepon seluler dan operator pusat perbelanjaan online, anjlok 6,4% setelah pendapatannya meleset dari perkiraan, sementara Toshiba turun 4,1% karena melaporkan hasil yang biasa-biasa saja.
Jul Allens / Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting