(Vibiznews – Indeks) – Bursa saham Jepang memulai perdagangan pekan ini dengan melemah melanjutkan kerugian perdagangan akhir pekan lalu, dengan indeks Nikkei anjlok ke posisi terendah 2 pekan lebih pada hari Senin (16/8/2021). Indeks Nikkei melemah untuk sesi ketiga berturut-turut, di tengah meningkatnya kekhawatiran bahwa varian Delta telah menyebar luas di Jepang.
Harian Sankei Shimbun melaporkan hari ini bahwa pemerintah Jepang akan memperpanjang status penguncian lunak darurat di wilayah termasuk Tokyo hingga pertengahan September serta menambahkan beberapa wilayah lainnya. Sementara itu, Jiji Press mengatakan bahwa ada 17.832 kasus baru pada hari Minggu di Jepang, hari ke-13 berturut-turut di atas 10.000.
Sentimen juga dibebani laporan bahwa momentum pemulihan di China melemah setelah sejumlah data ekonomi negara untuk Juli meleset dari perkiraan. Dari laporan ekonomi lokal, ekonomi Jepang tumbuh sebesar 0,3% qoq di Triwulan ke-2, rebound lebih dari yang diharapkan tetapi jauh lebih lemah daripada ekonomi maju lainnya termasuk AS.

Indeks harian Nikkei ditutup turun 454 poin atau 1,6% lebih rendah pada 27.523,19, penurunan terbesar sejak 30 Juli. Namun untuk indeks Topix naik 0,15% menjadi 1.956,39. Demikian indeks Nikkei berjangka bulan September 2021 bergerak negatif dengan turun 510 poin atau 0,82% ke posisi 27480.
Nikkei juga mendapat tekanan dari penguatan kurs yen Jepang yang menekan saham-saham eksportir utama seperti saham Toyota Motor, Honda motor dan Sony Group yang anjlok 1,55%, 1,64% dan 2,06% masing-masing. Terdapat lonjakan saham karena laporan kuartalan yang mantap seperti saham Fujifilm Holdings melonjak 6,78% setelah pembuat peralatan medis menaikkan prospek laba operasional tahunan sebesar 20,9% dan saham Citizen Watch melonjak 9,82% setelah pembuat jam itu kembali untung pada kuartal yang berakhir Juni.
Jul Allens / Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting



