(Vibiznews – Economy and Bonds) – Mencermati kondisi perekonomian Indonesia khususnya sebagai dampak penyebaran COVID-19, Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah secara periodik, demikian rilis dari Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Jumat ini (20/8).
Indikator dimaksud adalah nilai tukar dan inflasi, sebagai berikut:
A) Perkembangan Nilai Tukar 16 – 20 Agustus 2021
Pada akhir hari Kamis, 19 Agustus 2021
- Rupiah ditutup pada level (bid) Rp14.400 per dolar AS.
- Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun turun ke level 6,31%.
- DXY menguat ke level 93,57.
- Yield UST (US Treasury) Note 10 tahun turun ke level 1,243%.
Pada pagi hari Jumat, 20 Agustus 2021
- Rupiah dibuka pada level (bid) Rp14.450 per dolar AS.
- Yield SBN 10 tahun naik di level 6,32%.
Aliran Modal Asing (Minggu III Agustus 2021)
- Premi CDS Indonesia 5 tahun turun ke level 72,64 bps per 19 Agustus 2021 dari 73,50 bps per 13 Agustus 2021.
- Berdasarkan data transaksi 16-19 Agustus 2021, nonresiden di pasar keuangan domestik beli neto Rp3,49 triliun terdiri dari beli neto di pasar SBN sebesar Rp1,75 triliun dan beli neto di pasar saham sebesar Rp1,74 triliun.
- Berdasarkan data setelmen selama 2021 (ytd), nonresiden beli neto Rp14,56 triliun.
B) Inflasi berada pada level yang rendah dan terkendali
- Berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada minggu III Agustus 2021, perkembangan harga pada Agustus 2021 tetap relatif terkendali dan diperkirakan inflasi sebesar 0,04% (mtm). Dengan perkembangan tersebut, perkiraan inflasi Agustus 2021 secara tahun kalender sebesar 0,85% (ytd), dan secara tahunan sebesar 1,60% (yoy).
- Penyumbang utama inflasi Agustus 2021 sampai dengan minggu ketiga yaitu komoditas minyak goreng sebesar 0,03% (mtm), tomat sebesar 0,02% (mtm), telur ayam ras dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,01% (mtm). Sementara itu, beberapa komoditas mengalami deflasi, antara lain cabai rawit sebesar -0,05% (mtm), cabai merah sebesar -0,02% (mtm), kangkung, bayam, sawi hijau, kacang panjang, jeruk, emas perhiasan dan angkutan antarkota masing-masing sebesar -0,01% (mtm).
Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk memonitor secara cermat dinamika penyebaran Covid-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu, serta langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan yang perlu ditempuh untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan.
Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting
Editor: Asido