Risiko Cyber Crime Bagi Pengguna Mobile Banking Saat Melakukan Transaksi Dengan Bank Digital

1183

(Vibiznews – Technology) – Sesuai dengan perkembangan zaman, di era digital ini semua menggunakan digital termasuk transaksi pembayaran. Sehingga transaksi dengan menggunakan bank digital semakin diminati. Para pemain bank digital selalu mengklaim paling canggih dan selalu menyebut mengutamakan kepentingan nasabah.

Namun, di balik itu ada risiko yang jarang dibicarakan yang mengancam pengguna bank digital tersebut. Ancaman itu terungkap dari laporan Kaspersky ancaman seluler untuk kuartal II 2021 di Asia Tenggara. Perusahaan keamanan siber global itu memantau peningkatan 60% serangan trojan mobile banking berbahaya yang terdeteksi dan diblokir di wilayah tersebut.

Pelaku kejahatan trojan mobile banking menargetkan mencuri dana langsung dari rekening bank seluler (mobile banking). Program berbahaya ini biasanya terlihat seperti aplikasi keuangan resmi. Tapi ketika korban memasukkan kredensial untuk melakukan akses menuju rekening bank, penyerang mendapatkan akses ke informasi pribadi itu.

Sejak awal tahun 2021, produk Kaspersky menggagalkan sebanyak 708 insiden di enam negara Asia Tenggara. Jumlah itu 50% dari total jumlah trojan mobile banking yang diblokir pada tahun 2020 sebanyak 1.408.

Indonesia dan Vietnam mencatat jumlah insiden terbanyak selama semester pertama tahun ini. Namun, secara global, kedua negara tersebut tidak termasuk dalam 10 besar negara yang terkena dampak ancaman ini. Vietnam berada di peringkat ke-27 sedangkan Indonesia di urutan ke-31 pada Juni tahun ini.

Lima negara dengan jumlah deteksi trojan mobile banking terbanyak pada kuartal II 2021 adalah Rusia, Jepang, Turki, Jerman, dan Prancis.

Sementara jumlah serangan Trojan mobile banking di Asia Tenggara terpantau masih rendah. Namun dari periode April hingga Juni tahun ini, Kaspersky mendeteksi lebih banyak dibandingan periode yang sama tahun lalu. Yaitu 367 versus 230 deteksi. Ini menujukkan pandemi yang berkelanjutan memaksa pengguna untuk mulai menggunakan sistem pembayaran seluler, dan cashless menjadi lebih umum.

“Sejak awal pandemi Covid-19 ini, survei kami menunjukkan mayoritas pengguna internet di wilayah ini telah mengalihkan aktivitas keuangan mereka secara online. Seperti berbelanja (64%) dan perbankan (47%),” demikian penjelasan Yeo Siang Tiong, General Manager untuk Asia Tenggara di Kaspersky, dalam rilisnya.

Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting
Editor : Asido Situmorang

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here