(Vibiznews – Economy and Bonds) – Mencermati kondisi perekonomian Indonesia khususnya sebagai dampak penyebaran COVID-19, Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah secara periodik, demikian rilis dari Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Jumat ini (17/9).
Indikator dimaksud adalah nilai tukar dan inflasi, sebagai berikut:
A) Perkembangan Nilai Tukar 13-17 September 2021
Pada akhir hari Kamis, 16 September 2021
- Rupiah ditutup pada level (bid) Rp14.250 per dolar AS.
- Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun turun ke level 6,12%.
- DXY menguat ke level 92,93.
- Yield UST (US Treasury) Note 10 tahun turun ke level 1,338%.
Pada pagi hari Jumat, 17 September 2021
- Rupiah dibuka pada level (bid) Rp14.250 per dolar AS.
- Yield SBN 10 tahun naik ke level 6,14%.
Aliran Modal Asing (Minggu III September 2021)
- Premi CDS Indonesia 5 tahun naik ke level 66,68 bps per 16 September 2021 dari 66,02 bps per 10 September 2021.
- Berdasarkan data transaksi 13-16 September 2021, nonresiden di pasar keuangan domestik jual neto Rp2,99 triliun terdiri dari jual neto di pasar SBN sebesar Rp4,03 triliun dan beli neto di pasar saham sebesar Rp1,04 triliun.
- Berdasarkan data setelmen selama 2021 (ytd), nonresiden beli neto Rp18,21 triliun.
B) Inflasi berada pada level yang rendah dan terkendali
- Berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada minggu III September 2021, perkembangan harga pada September 2021 tetap terkendali dan diperkirakan inflasi sebesar 0,01% (mtm). Dengan perkembangan tersebut, perkiraan inflasi September 2021 secara tahun kalender sebesar 0,85% (ytd), dan secara tahunan sebesar 1,65% (yoy).
- Penyumbang utama inflasi September 2021 sampai dengan minggu ketiga yaitu komoditas daging ayam ras sebesar 0,03% (mtm), minyak goreng sebesar 0,02% (mtm), sawi hijau, bayam, dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,01% (mtm). Sementara itu, beberapa komoditas mengalami deflasi, antara lain telur ayam ras sebesar -0,07% (mtm), bawang merah, cabai rawit dan cabai merah masing-masing sebesar -0,03% (mtm), serta bawang putih sebesar -0,01% (mtm).
Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk memonitor secara cermat dinamika penyebaran Covid-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu, serta langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan yang perlu ditempuh untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan.
Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting
Editor: Asido



