Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah (1 Oktober); Capital Outflow Rp5,76 Triliun

862
Vibizmedia Photo

(Vibiznews – Economy and Bonds) – Mencermati kondisi perekonomian Indonesia khususnya sebagai dampak penyebaran COVID-19, Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah secara periodik, demikian rilis dari Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Jumat ini (1/10).

 

Perkembangan Nilai Tukar 27 September – 1 Oktober 2021

A.  Pada akhir hari Kamis, 30 September 2021

  1. Rupiah ditutup pada level (bid) Rp14.310 per dolar AS.
  2. Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun naik ke level 6,35%.
  3. DXY menguat ke level 94,23.
  4. Yield UST (US Treasury) Note 10 tahun naik ke level 1,487%.

B.  Pada pagi hari Jumat, 1 Oktober 2021

  1. Rupiah dibuka pada level (bid) Rp14.300 per dolar AS.
  2. Yield SBN 10 tahun turun pada level 6,32%.

C.  Aliran Modal Asing (Minggu I Oktober 2021)

  1. Premi CDS Indonesia 5 tahun naik ke level 80,69 bps per 30 September 2021 dari 78,43 bps per 24 September 2021.
  2. Berdasarkan data transaksi 27 – 30 September 2021, nonresiden di pasar keuangan domestik jual neto Rp5,76 triliun terdiri dari jual neto di pasar SBN sebesar Rp4,69 triliun dan jual neto di pasar saham sebesar Rp1,07 triliun.
  3. Berdasarkan data setelmen selama 2021 (ytd), nonresiden beli neto Rp9,28 triliun.

 

Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk memonitor secara cermat dinamika penyebaran Covid-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu, serta langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan yang perlu ditempuh untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan.

 

Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting

Editor: Asido

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here