Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah (5 November); Capital Outflow Rp12,7 Triliun

824
Vibizmedia Photo

(Vibiznews – Economy and Bonds) – Mencermati kondisi perekonomian Indonesia khususnya sebagai dampak penyebaran COVID-19, Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah secara periodik, demikian rilis dari Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Jumat ini (5/11).

Indikator dimaksud adalah nilai tukar dan inflasi, sebagai berikut:

 

A.  Perkembangan Nilai Tukar 1 – 5 November 2021

Pada akhir hari Kamis, 4 November 2021

  1. Rupiah ditutup pada level (bid) Rp14.335 per dolar AS.
  2. Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun naik ke level 6,21%.
  3. DXY menguat ke level 94,35.
  4. Yield UST (US Treasury) Note 10 tahun turun ke level 1,526%.

Pada pagi hari Jumat, 5 November 2021

  1. Rupiah dibuka pada level (bid) Rp14.340 per dolar AS.
  2. Yield SBN 10 tahun turun ke level 6,18%.

Aliran Modal Asing (Minggu I November 2021)

  1. Premi CDS Indonesia 5 tahun turun ke level 78,59 bps per 3 November 2021 dari 81,27 bps per 29 Oktober 2021.
  2. Berdasarkan data transaksi 1-4 November 2021, nonresiden di pasar keuangan domestik jual neto Rp12,66 triliun terdiri dari beli neto di pasar SBN sebesar Rp0,42 triliun dan jual neto di pasar saham sebesar Rp13,08 triliun.
  3. Berdasarkan data setelmen selama 2021 (ytd), nonresiden jual neto Rp11,28 triliun.

 

B.  Inflasi berada pada level yang rendah dan terkendali

  1. Berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada minggu I November 2021, perkembangan harga pada November 2021 tetap terkendali dan diperkirakan inflasi sebesar 0,16% (mtm). Dengan perkembangan tersebut, perkiraan inflasi November 2021 secara tahun kalender sebesar 1,09% (ytd), dan secara tahunan sebesar 1,54% (yoy).
  2. Penyumbang utama inflasi November 2021 sampai dengan minggu I yaitu komoditas   minyak goreng sebesar 0,04% (mtm), cabai merah sebesar 0,03% (mtm), daging ayam ras dan telur ayam ras masing-masing sebesar 0,02% (mtm), serta sabun detergen bubuk dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,01% (mtm). Sementara itu, beberapa komoditas mengalami deflasi, antara lain bawang merah, tomat dan cabai rawit masing-masing sebesar -0,01% (mtm).

Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk memonitor secara cermat dinamika penyebaran Covid-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu, serta langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan yang perlu ditempuh untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan.

 

Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here