Dolar AS Bertengger di Posisi 16 Bulan Tertinggi

537

(Vibiznews – Forex) Indeks dolar AS bertahan di dekat level tertinggi 16 bulan pada hari Selasa setelah Ketua Federal Reserve Jerome Powell dipilih untuk masa jabatan kedua, memperkuat ekspektasi pasar bahwa suku bunga AS akan naik pada tahun 2022.

Penguatan dolar juga disebabkan oleh komentar dari pembuat kebijakan Federal Reserve. Seperti Presiden Federal Reserve Atlanta Raphael Bostic, yang mengatakan pada hari Senin bahwa mempercepat pengurangan pembelian aset dapat memberi Fed lebih banyak ruang untuk kenaikan suku bunga pada tahun 2022.

Pada 1135 GMT pada hari Selasa, indeks dolar berada di 96,489, sedikit berubah pada hari itu dan sedikit di bawah tertinggi 16 bulan di 96,603 yang dicapai selama jam perdagangan Asia.

Dibandingkan yen Jepang, dolar naik ke level tertinggi dalam empat setengah tahun, karena investor memperkirakan suku bunga AS menyimpang dari suku bunga di Jepang.

Mata uang Jepang sensitif terhadap pergerakan dalam catatan Treasury AS, dan imbal hasil Treasury AS dua tahun naik 8,5 basis poin pada hari Senin ke level tertinggi sejak awal Maret 2020.

Pergerakan dolar-yen telah mereda pada pukul 1135 GMT, dengan pasangan datar di 114,865, dibandingkan dengan puncak 115,160 yang dicapai di awal sesi.

Euro naik 0,1% terhadap dolar pada $ 1,12455, sedikit pulih setelah mencapai level terendah 16 bulan terhadap dolar.

Data PMI zona euro yang lebih baik dari perkiraan membantu mendorong euro sedikit lebih tinggi hari ini.

Namun, euro telah kehilangan 2,7% sejauh bulan ini, tertekan oleh kombinasi sikap kebijakan moneter dovish Bank Sentral Eropa dan, baru-baru ini, kebangkitan kasus COVID-19 di Eropa.

Organisasi Kesehatan Dunia memperingatkan awal bulan ini bahwa tingkat penularan saat ini di 53 negara Eropa “sangat memprihatinkan” dan menteri kesehatan Jerman telah menyerukan pembatasan lebih lanjut pada ruang publik.

Dolar Australia turun 0,1% pada $0,7218 sementara dolar Selandia Baru turun 0,5% pada $0,6923.

Reserve Bank of New Zealand (RBNZ) diperkirakan akan memberikan kenaikan suku bunga 25 basis poin pada hari Rabu, tetapi spekulasi tersebar luas bahwa bank sentral bahkan dapat menaikkan 50 basis poin untuk melawan tekanan inflasi yang meningkat.

Dolar Selandia Baru jatuh terhadap dolar AS karena investor memperkirakan imbal hasil AS jangka pendek naik lebih dari imbal hasil Selandia Baru jangka pendek.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan dolar AS berpotensi naik dengan sentimen kenaikan suku bunga seiring dinominasikan kembali Powell menjadi ketua The Fed. Juga jika data Markit Manufacturing, Markit Services dan Markit Composite November terealisir meningkat, akan menguatkan dolar AS.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here