(Vibiznews – Index) Bursa Saham Korea Selatan berakhir naik pada hari Jumat, karena pembelian yang kuat oleh investor asing mengimbangi pergerakan yang lebih hawkish dari perkiraan dari bank sentral utama, sementara kekhawatiran varian virus corona Omicron juga membebani sentimen. Won melemah, sementara imbal hasil obligasi acuan naik.
Indeks KOSPI berakhir naik 11,32 poin, atau 0,38%, menjadi 3.017,73, memperpanjang kenaikan untuk hari ketiga berturut-turut. Secara mingguan datar, setelah dua minggu berturut-turut naik.
Di antara kapital besar, raksasa chip Samsung Electronics dan SK Hynix masing-masing turun 0,39% dan 1,61%, sementara perusahaan platform Naver turun 0,52%.
Bank of England mengejutkan pasar dengan kenaikan suku bunga, sementara Bank Sentral Eropa memangkas program pembelian obligasi berukuran super, mengadopsi sikap yang lebih hawkish dari yang diperkirakan.
Korea Selatan akan menerapkan kembali aturan jarak sosial yang lebih ketat mulai Sabtu, membatasi pertemuan pribadi dan jam kerja bisnis, karena terus melaporkan kasus virus harian yang hampir mencapai rekor.
Pemerintah akan menyiapkan paket stimulus baru senilai 4,3 triliun won ($3,6 miliar) untuk membantu mendukung usaha kecil dan wiraswasta yang dirugikan oleh penerapan kembali pembatasan COVID-19 yang lebih ketat. Baca selengkapnya
Won dikutip pada 1.185,2 per dolar di platform penyelesaian darat, 0,11% lebih rendah dari penutupan sebelumnya.
Dalam perdagangan luar negeri, won dikutip pada 1.185,8 per dolar, tidak berubah dari hari sebelumnya, sementara dalam perdagangan forward yang tidak dapat dikirim, kontrak satu bulannya tercatat pada 1.184,7.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, bursa Korea Selatan akan mencermati pergerakan bursa Wall Street dan perkembangan kebijakan The Fed AS yang akan mempercepat pengurangan pembelian obligasi dan kenaikan suku bunga AS. Jika bursa Wall Street melemah, akan memberikan sentimen bearish bagi bursa Korea Selatan.
