(Vibiznews – Indeks) – Kekhawatiran investor terhadap pengetatan moneter yang lebih agresif oleh Federal Reserve AS turut merugikan perdagangan bursa saham kawasan Asia, salah satunya bursa saham Tokyo-Jepang. Indeks Nikkei anjlok cukup parah ke posisi terendah 6 bulan pada hari Kamis (6/1/2022), turun 2 persen lebih.
Risalah pertemuan The Fed terbaru mengungkapkan bank sentral AS mempertimbangkan kenaikan suku bunga lebih cepat dan membahas pengetatan kuantitatif tahun ini untuk menjinakkan inflasi yang terus tinggi. Pertumbuhan perusahaan dengan kelipatan yang lebih tinggi berkinerja lebih buruk dalam lingkungan tingkat suku bunga yang meningkat, karena tingkat suku bunga yang lebih tinggi mengurangi nilai sekarang dari keuntungan perusahaan di masa depan.
Sementara itu, pemerintah Jepang mendesak AS untuk mempertimbangkan pembatasan pergerakan pasukan Amerika di negara itu setelah lonjakan kasus Covid di pangkalan dan komunitas sekitarnya.

Indeks harian Nikkei ditutup turun 2,88% menjadi 28.488 dan untuk indeks Topix turun 2,07% menjadi 1.997. Demikian indeks Nikkei berjangka bulan Maret 2022 bergerak negatif dengan anjlok 770 poin atau 2,63% ke posisi 28500.
Secara sektoral, kerugian paling besar terjadi pada saham teknologi, saham konsumen, perawatan kesehatan dan transportasi. Saham teknologi yang paling tertekan seperti saham Tokyo Electron (-3,63%), Keyence (-5,36%), Recruit Holdings (-6,32%), M3 Inc (-6,7%) dan Advantest (-4,43%).
Jul Allens / Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting



