(Vibiznews – Indeks) – Menutup perdagangan saham global pekan ini, bursa Wall Street masih alami pergerakan yang fluktuatif dan berakhir di zona merah. Ketiga indeks utamanya terpantau cetak pelemahan pada penutupan perdagangan yang berakhir Sabtu dinihari WIB (8/1/2022), sekaligus menandakan kerugian pada pekan ini.
Indeks Nasdaq yang alami pelemahan tajam dan alami kerugian untuk 4 sesi berturut dengan jatuh 144,96 poin atau 1 persen menjadi 14.935,90, indeks S&P 500 turun 19,02 poin atau 0,4 persen menjadi 4.677,03 dan indeks Dow Jones turun tipis 4,81 poin atau kurang dari sepersepuluh persen menjadi 36.231,66.
Secara mingguan, untuk pekan pertama tahun 2012 indeks Nasdaq mengalami minggu terburuk sejak Februari 2021, anjlok 4,5 persen. Indeks S&P 500 juga merosot 1,9 persen, sedangkan Dow Jones yang lebih kecil turun 0,3 persen.
Berlanjutnya tekanan jual di bursa Amerika ini terjadi setelah rilis laporan pekerjaan bulanan Departemen Tenaga Kerja (NFP). Laporan menunjukkan pertumbuhan pekerjaan yang jauh lebih lemah dari yang diharapkan di bulan Desember, namun tingkat pengangguran masih turun lebih dari yang diharapkan.
Data NFP naik 199.000 pekerjaan pada bulan Desember setelah naik oleh 249.000 pada November, data ini diperkirakan melonjak 400.000. Untuk tingkat pengangguran turun menjadi 3,9 persen pada Desember dari 4,2 persen pada November, data ini diperkirakan turun tipis menjadi 4,1 persen.

Secara sektoral saham perumahan yang bergerak turun tajam di tengah kekhawatiran tentang dampak dari suku bunga yang lebih tinggi, mengakibatkan penurunan 3,3 persen oleh Philadelphia Housing Sector Index. Kemudian disusul oleh saham semikonduktor yang terpantau dari penurunan 2,9 persen oleh Philadelphia Semiconductor Index.
Sementara itu sebaliknya saham maskapai penerbangan bergerak naik tajam dengan NYSE Arca Airline Index naik 2,9 persen. Demikian juga pada saham baja, perbankan dan energi meskipun ada penurunan harga minyak mentah.



