(Vibiznews – Index) Bursa Saham Jepang jatuh pada hari Kamis terpicu kekhawatiran ketegangan di Ukraina, sementara investor juga tetap khawatir atas kenaikan suku bunga secara global untuk menahan tekanan inflasi yang meluas.
Indeks Nikkei turun 0,83% menjadi ditutup pada 27.232,87, sedangkan indeks Topix yang lebih luas tergelincir 0,79% menjadi 1.931,24. Nikkei telah naik 2,2% pada hari Rabu.
Penjualan meningkat setelah sebuah laporan berita bahwa separatis yang didukung Rusia di Ukraina timur menuduh pasukan pemerintah melepaskan tembakan ke wilayah mereka empat kali dalam 24 jam terakhir.
Juga, di tengah kenaikan harga secara global, investor bertanya-tanya berapa banyak bank sentral perlu memperketat kebijakan moneter mereka dan apa pengaruhnya terhadap perekonomian.
Agen kepegawaian Recruit Holdings (6098.T) menyeret Nikkei paling banyak dengan penurunan 5,76%, diikuti oleh pemilik merek pakaian Uniqlo Fast Retailing, yang turun 1,13%. Investor teknologi SoftBank Group (9984.T) kehilangan 2,27%.
Ketika infeksi COVID-19 baru Jepang mulai turun, saham perusahaan yang akan mendapat manfaat dari pembukaan kembali naik, dengan kereta api (.IRAIL.T) dan maskapai penerbangan (.IAIRL.T) masing-masing naik 0,03% dan 0,89%.
Keisei Electric Railway (9009.T), yang menjalankan kereta antara Tokyo dan bandara Narita, naik 2,47% dan West Japan Railway (9021.T) naik 0,89%.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya bursa Jepang akan mencermati perkembangan ketegangan di Ukraina, yang jika terus memunculkan sentimen negatif akan menekan bursa Jepang. Juga akan mencermati pergerakan bursa Wall Street, yang jika juga tertekan, akan semakin menekan bursa Jepang.



