(Vibiznews – Forex) – Posisi dolar AS dalam indeks dolar pada perdagangan forex sesi Eropa hari Jumat (25/2/2022) bergerak negatif menuju support kuat hariannya dari posisi tertinggi 20 bulan sesi sebelumnya. Terpantau terhadap semua rival utamanya juga alami pelemahan akibat pulihnya sentimen pasar global yang memangkas aset safe haven.
Indeks dolar melonjak 1,6% ke level tertinggi sejak Juni 2020 pada perdagangan hari Kamis setelah Rusia melancarkan serangan ke Ukraina, dengan presiden Putin memperingatkan negara-negara lain agar tidak ikut campur.
Kemudian terjadi aksi profit taking setelah presiden AS Joe Biden meluncurkan sanksi baru terhadap Rusia, tetapi memperjelas bahwa kekuatan Barat tidak mau mengorbankan ekonomi mereka sendiri untuk menghukum Moskow karena menginvasi Ukraina.
Namun secara fundamental posisi dolar AS tetap kokoh di tengah kekhawatiran inflasi dan kenaikan suku bunga berikutnya dari Federal Reserve. Gubernur Fed Michelle Bowman mengatakan Senin bahwa dia akan menilai data inflasi yang masuk sebagai pertimbangan apakah kenaikan suku bunga setengah persen pada pertemuan Maret nanti diperlukan.
Terhadap semua rival utamanya posisi dolar AS terpantau sedang bergerak kuat terhadap beberapa rival utamanya, khususnya terhadap valas berisiko tinggi seperti aussie dalam AUDUSD dan poundsterling dalam GBPUSD. Sebagai informasi, terhadap mata uang Rubel masih tetap kuat dengan kenaikan 0,66%.