(Vibiznews-Forex) – Posisi Aussie dolar dalam pair AUDUSD pada perdagangan forex sesi Eropa hari Jumat (25/2/2022) masih stabil dalam pergerakan bullishnya sejak sesi Asia di tengah kuatnya perdagangan aset risiko. Aussie rebound dari posisi terendah 2 pekan yang terjadi tiba-tiba pasca serangan militer Rusia ke Ukraina.
Aussie secara tidak langsung telah didukung minggu ini oleh pembayaran dividen besar-besaran dari para penambang yang dikonversi dari dolar AS ke Aussie dan mungkin bernilai sekitar A$20 miliar. Australia selama ini sebagai negara pengekspor energi bersih, khususnya gas alam cair dan batu bara, yang merupakan penyangga bagi Aussie. Harga gas alam Eropa naik 51% semalam, sementara LNG Asia naik 28% dan batubara termal Newcastle 16%.
Ketidakpastian geopolitik dikombinasikan dengan laporan tingkat upah yang rendah di dalam negeri telah melihat pasar memangkas taruhan pada kenaikan suku bunga dari Reserve Bank of Australia (RBA) pada awal Juni, meskipun masih sepenuhnya dihargai untuk Juli. Sementara itu, tingkat upah Australia tumbuh 2,3% pada basis tahunan pada kuartal yang berakhir Desember, meleset dari ekspektasi dan kurang dari level 3%-plus yang menurut pembuat kebijakan akan membenarkan kenaikan suku bunga.
Indeks dolar yang menunjukkan kekuatan dolar AS terhadap banyak rival utamanya di pasar uang Eropa terkoreksi setelah melejit sesi sebelumnya ke tertinggi 20 bulan; di tengah euro yang berupaya bangkit dari tekanan tajam kemarin sementara pasar terus mencermati perkembangan perang Rusia – Ukraina.
Secara teknikal menurut analyst Vibiz Research Center pair AUDUSD menguat, kini pair berada di posisi 0.7188 yang sedang turun kembali ke posisi 0.7141 dan jika tembus meluncur ke support kuatnya di 0.7093 – 0.7065. Namun jika naik kembali ke 0.7210 akan lanjut mendaki ke resisten kuatnya di 0.7233 – 0.7275.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting




