(Vibiznews – Indeks) – Bursa saham Hong Kong kembali alami kerugian yang besar pada perdagangan hari Selasa (15/3/2022) hingga membuat anjlok indeks utama ke posisi terendah sejak Juni 2012. Indeks Hang Seng anjlok 5% lebih dan cetak kerugian harian terbesar sejak Juli 2015.
Penurunan tajam tersebut melanjutkan penurunan tajam sesi sebelumnya di tengah kekhawatiran terus-menerus atas hubungan China dengan Rusia, kemungkinan tindakan keras peraturan oleh Beijing, potensi de-listing di bursa AS, dan lockdown beberapa kota termasuk Shenzhen, yang merupakan pusat teknologi dan manufaktur.
China melaporkan lebih dari 3.500 kasus baru pada Senin, naik dari kurang dari 1.400 sehari sebelumnya. Lonjakan kasus telah memberi tekanan pada kapasitas Beijing untuk mempertahankan pendekatan ketatnya dalam memberantas wabah melalui penguncian seluruh kota, pengujian, dan pelacakan kontak.
Indeks harian Hang Seng ditutup anjlok 1117 poin atau 5,72% menjadi 18.415, terendah sejak 6 Juni 2012. Demikian untuk indeks saham Cina Enterprise (HSCE) dengan 60 saham unggulan berakhir turun 432 poin atau 6,58% menjadi 6.123,94. Untuk indeks Hang Seng berjangka bulan Maret 2022 bergerak negatif dengan turun 1270 poin atau 6,48% ke posisi 18315.
Secara sektoral, kinerja buruk Hang Seng paling banyak ditekan oleh anjloknya saham sektor teknologi yang turun 9 persen lebih, sepanjang bulan ini sudah anjlok 32% oleh kekhawatiran bahwa perusahaan-perusahaan China dapat dikucilkan jika negara itu dipandang membantu Rusia dalam perangnya di Ukraina.
Saham-saham teknologi besar yang anjlok parah seperti saham GDS Holdings (-20,1%), JD.com (-10,1%), dan Tencent (-9,6%), demikian juga untuk saham sektor konsumen dan sektor keuangan anjlok 5,40% dan 4,30% masing-masing.