(Vibiznews – Bond & Mutual) Setelah maraknya penggunaan dompet digital (e-wallet) di Indonesia, hadir pula beberapa pilihan metode pembayaran yang memudahkan masyarakat untuk menyesuaikan penggunaannya berdasarkan kebutuhan. Salah satu pilihan pembayaran yang sedang populer saat ini adalah pay later, sistem pembayaran baru yang digandrungi masyarakat selama pandemi karena prosesnya yang mudah dan praktis. Walaupun masih tergolong baru, penggunaan pay later di Indonesia sepanjang tahun 2021 mencapai 27% berdasarkan Fintech Report dari DSResearch. Sementara itu, pengguna kartu kredit masih tergolong rendah yaitu 6%.
Pada dasarnya, pay later dan kartu kredit memiliki prinsip yang serupa dan dapat berdampak pada kredit skor pribadi jika tidak digunakan dengan bijak. Ini menjadi pembahasan utama dalam acara diskusi virtual bertajuk Kini Paham Kredit #1: “Credit Card vs Pay Later” (15/03) yang diselenggarakan oleh PEFINDO Biro Kredit (IdScore) untuk mengedukasi pentingnya menjaga kredit skor pribadi dalam penggunaan kartu kredit ataupun pay later.
Kini Paham Kredit #1 merangkum tiga poin mendasar yang perlu diperhatikan saat akan mengajukan atau sedang menggunakan kartu kredit dan pay later :
- Semakin tinggi kredit skor, semakin besar peluang pengajuan kartu kredit atau pay later diterima
Seringkali calon debitur telah melewati proses yang panjang, tapi pengajuan kartu kreditnya ditolak tanpa mengetahui alasannya secara detail. Salah satu penilaian paling mendasar yang diterapkan oleh lembaga keuangan untuk menyetujui pengajuan kredit adalah dengan mengecek kelayakan debitur melalui kredit skoring. Poin yang tersedia di MyIdScore menampilkan mulai dari angka 250 hingga 900. Makin tinggi skor, maka makin rendah risiko kredit dan makin besar kemungkinan kredit disetujui. Jika memiliki skor di atas angka 650, itu artinya termasuk dalam kriteria yang bagus dan aman.
Yohanes Abimanyu, Direktur Utama PEFINDO Biro Kredit, menjelaskan bagaimana pengajuan kartu kredit atau pay later dapat disetujui. “Lembaga keuangan akan lebih mudah menyetujui pengajuan fasilitas pendanaan jika nasabah memiliki kredit skor yang tinggi atau riwayat kredit yang baik. Pada umumnya, nasabah yang tergolong high risk atau kredit skor rendah, akan lebih sulit memperoleh persetujuan dibanding nasabah low risk. Oleh karena itu, sebaiknya kita menjaga kredit skor dan riwayat kredit sejak dini, supaya mempermudah perencanaan keuangan di masa mendatang.“
- Sama dengan kartu kredit, penggunaan pay later pun akan berpengaruh kepada riwayat kredit Anda
Munculnya pay later menimbulkan banyak pertanyaan dari masyarakat, apakah pay later sama prinsipnya dengan kartu kredit? Terlebih lagi, apakah gagal bayar dalam pay later akan berdampak pada kredit skor?
Abimanyu tidak menampik kemungkinan pay later juga akan meninggalkan jejak yang sama dalam riwayat kredit. Jadi kalau gagal bayar pay later, bisa berdampak bagi kredit skor sebab sumber pendanaan pay later bisa jadi berasal dari dari bank rekanan.
- Jika sudah terlanjur memiliki kredit skor yang rendah, masih ada kesempatan untuk diperbaiki
Jonathan End, dikenal sebagai Growth Consultant dan Content Creator, membagikan tips bagi yang sudah terlanjur memiliki kredit skor rendah untuk tidak menyerah dan mulai memperbaikinya. Salah satu caranya adalah dengan langsung membayar lunas tagihan sebelum jatuh tempo. Lalu, mulai mengatur utang dengan menggunakannya untuk hal yang produktif.
Kredit skor rendah juga bisa disebabkan oleh data yang tidak akurat, seperti yang pernah dialami Jonathan. “Saya menemukan satu data yang tidak update setelah mengecek kredit skor di MyIdScore. Ada satu akun rekening yang seharusnya sudah ditutup dari lama, tapi di riwayat kredit saya masih ada tagihannya. Dari situ, saya jadi tahu kalau ada data yang perlu saya perbaiki, supaya kredit skor terjaga.”