(Vibiznews – Bonds & Mutual Fund) – Berdasarkan data infovesta, dana kelolaan atau asset under management (AUM) reksadana turun tipis di bulan Februari lalu dibanding Januari, sebesar 0,66% menjadi Rp 570,83 triliun. Di tengah penurunan tersebut, reksadana pasar uang mampu mencatat kenaikan dana kelolaan 1,31% month to month menjadi Rp 114,16 triliun.
Mengapa hal ini terjadi?
Head of Investment Avrist Asset Management Ika Pratiwi Rahayu mengatakan, reksadana pasar uang diminati karena likuiditas masyarakat tinggi. Tingginya likuiditas ini juga terlihat di produk simpanan dana masyarakat di bank yang masih tumbuh sebesar 11,11% year on year. Likuiditas berlimpah ini tentu saja jadi pendorong reksadana pasar uang. (Kontan, 21 Maret 2022)
Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana menyatakan, kenaikan dana kelolaan reksadana pasar uang juga terjadi antara lain karena terdorong adanya investor baru. Selain itu, sejumlah investor melakukan aksi ambil untung di pasar saham saat harga saham naik. Keuntungan yang belum terpakai ditempatkan di reksadana pasar uang.
Wawan memprediksikan, peminat reksadana pasar uang masih akan terus bertambah. Apalagi, reksadana jenis ini kini juga lazim digunakan sebagai alternatif tabungan masyarakat, khususnya bagi kaum konservatif. Bertambahnya jumlah investor di pasar modal juga akan memberikan keuntungan bagi reksadana pasar uang. Maklum, menurut Wawan, investor pemula yang berniat berinvestasi di reksadana umumnya akan memilih menempatkan dana di reksadana pasar uang, karena faktor risiko lebih rendah dibandingkan di pasar saham.
Menurut Analis Vibiz Research Center, reksadana pasar uang akan menikmati keuntungan dari potensi kenaikan suku bunga acuan. Memang, Bank Indonesia (BI) masih mempertahankan BI 7-day reverse repo rate di level 3,5% pada rapat dewan gubernur pekan lalu. Tetapi pelaku pasar yakin BI akan mengikuti kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve menaikkan suku bunga acuan.
Saat ini, konsensus di pasar memperkirakan BI akan menaikkan suku bunga acuan sekitar dua hingga tiga kali tahun ini, dengan memperhitungkan tingkat inflasi. Kenaikan suku bunga acuan juga akan mengerek naik bunga deposito, sehingga return reksadana pasar uang dapat meningkat. Jika diproyeksikan, reksadana pasar uang dapat memberikan return 2%-2,5% di tahun ini.
Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting



