Susul Wall Street, Bursa Saham Jepang Bergerak Naik Pagi Ini, Jumat (25/03)

729

(Vibiznews – Index) – Bursa saham di Jepang naik pada awal perdagangan Jumat pagi ini (25/03) susul bursa saham Wall Street yang rally semalam dan juga dipicu turunnya harga minyak dunia.

Nikkei 225 Jepang naik 0,3%, sedangkan Topix naik 0,24%. Jepang melaporkan data inflasi, menunjukkan indeks harga konsumen inti mencapai tertinggi dua tahun di bulan Maret.

Indeks S&P/ASX 200 Australia tetap berada di wilayah positif karena naik tipis 0,13%, dengan beberapa kenaikan pada sektor pertambangan.

Bursa saham Korea Selatan melawan tren, dengan perdagangan Kospi tepat di bawah garis datar. Beberapa saham teknologi turun, dengan SK Hynix turun 0,83 persen.

Dalam pengajuan IPO dengan bursa saham Hong Kong, JD Logistics mengatakan akan mengumpulkan 8,53 miliar dolar Hong Kong ($ 1,09 miliar) melalui penjualan saham. Anak perusahaan raksasa e-commerce JD.com itu mengatakan, saham tersebut akan dihargai 20,71 dolar Hong Kong per lembar.

Saham AS rally semalam, dipimpin oleh saham chip. Dow melonjak 349,44 poin, atau 1%, menjadi ditutup pada 34.707,94. S&P 500 naik 1,4% pada 4.520,16, dan Nasdaq Composite naik 1,9% menjadi 14.191,84.

Saham telah naik turun minggu ini, bergantian antara hari naik dan turun. S&P 500 dan Nasdaq berada di jalur untuk menutup minggu lebih tinggi.

Investor mengamati saham pemasok Apple di Asia. Raksasa teknologi itu dilaporkan merencanakan akan memberikan layanan berlangganan perangkat keras untuk iPhone yang dapat diluncurkan segera pada akhir tahun ini. Apple naik lebih dari 2% pada hari Kamis.

Di Jepang, saham Murata Manufacturing melonjak hampir 1%, sementara Alps Alpine naik 0,62%. Taiyo Yuden naik 0,7 persen.

Mata Uang dan Minyak Dunia

Harga minyak mentah dunia menjadi fokus, turun hampir 2% semalam setelah sesi yang bergejolak. Mereka terus menurun selama perdagangan Asia pada hari Jumat, dengan minyak mentah AS turun 0,88% menjadi $ 111,28 per barel, dan Brent turun 0,81% menjadi $ 118,06.

Berkontribusi pada penurunan minyak, pejabat Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) juga telah menyatakan kepada UE akan ketidaknyamanan mereka atas usulan larangan minyak Rusia.

Selasti Panjaitan/Vibiznews