(Vibiznews – Index) – Setelah Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan tingkat inflasi melonjak, bursa saham Wall Street melanjutkan pelemahan sebelumnya pada akhir sesi hari Rabu dinihari (13/04/2022). Semua indeks utama ditutup dengan turun ke posisi terendah 4 pekan.
Indeks Dow Jones turun 87,72 poin atau 0,3 persen menjadi 34.220,36, indeks Nasdaq turun 40,38 poin atau 0,3 persen menjadi 13.371,57 dan indeks S&P 500 turun 15,08 poin atau 0,3 persen menjadi 4.397,45.
Sentimen investor tertekan setelah indeks harga konsumen dilaporkan melonjak 1,2 persen pada Maret setelah naik 0,8 persen pada Februari. Demikian tingkat tahunan pertumbuhan inflasi meningkat menjadi 8,5 persen di bulan Maret dari 7,9 persen di bulan Februari, tercepat sejak Desember 1981.
Lonjakan harga konsumen terjadi karena harga bensin meroket sebesar 18,3 persen, terhitung lebih dari setengah kenaikan bulanan.
Sementara itu, laporan menunjukkan harga konsumen inti, yang tidak termasuk harga makanan dan energi, naik tipis sebesar 0,3 persen di bulan Maret setelah naik 0,5 persen di bulan Februari. Para ekonom memperkirakan kenaikan 0,5 persen lagi.
Secara sektoral, pelemahan banyak disumbang dan dipimpin oleh saham perbankan di tengah turunnya imbal hasil treasury hingga menekan KBW Bank Index turun 1,4 persen. Kelemahan signifikan juga terlihat di antara saham farmasi, sebagaimana tercermin dari penurunan 1,2 persen oleh NYSE Arca Pharmaceutical Index.
Namun sebaliknya terjadi pergerakan kuat pada saham energi yang rebound bersama dengan lonjakan harga minyak WTI, membuat Philadelphia Oil Service Index melonjak 2,6 persen dan NYSE Arca Oil Index naik 1,6 persen.



