(Vibiznews – Forex) – Posisi dolar AS dalam indeks dolar pada akhir perdagangan forex sesi Amerika hari Kamis dinihari (12/5/2022) ditutup menguat tipis di posisi tertinggi 20 tahun yang baru. Terhadap semua rival utamanya terpantau dolar AS juga menguat tipis meskipun posisi yield obligasi AS tenor sepuluh tahun terkoreksi ke 2,9%.
Dolar bergerak kuat menembus posisi 104 setelah rilis data inflasi AS yang melambat melebihi perkiraan ekspektasi, namun kemudian terkoreksi jelang penutupan sesi.
Lihat: Inflasi April AS Meningkat Melebihi Perkiraan
Sebelumnya posisi indeks dolar diperkuat oleh meningkatnya permintaan safe haven karena ketidakpastian ekonomi di sekitar Eropa dan China, dengan perang Rusia di Ukraina dan lockdown yang disebabkan Covid di China mengaburkan prospek.

Indeks dolar yang menunjukkan kekuatan dolar AS terhadap semua rival utamanya sempat mencapai titik terendah di sekitar 103,6, turun dari tertinggi hariannya di 104,1. Namun kemudian ditutup menguat 0,07 poin atau 0,07 persen ke 104,01.
Terhadap Euro, dolar menguat menjadi $ 1,0513 dari $ 1,0532. Dolar diperdagangkan pada $1,2244 melawan Pound Sterling, menguat dari $1,2316. Terhadap mata uang Jepang, dolar melemah, menjadi 130,02 yen per dolar, dibandingkan dengan 130,45 yen per dolar Selasa malam.
Dolar AS datar di 0,6939 terhadap Aussie, setelah melemah ke 0,7054 pasca rilis data inflasi. Franc Swiss lebih kuat pada 0,09938 per dolar, naik dari 0,9956. Loonie telah menguat menjadi C$1,2992 dari C$1,3028, berkat harga minyak mentah yang lebih tinggi.


