(Vibiznews – Forex) – Pair USDJPY pada akhir sesi Amerika Jumat dinihari (13/5/2022) ditutup melemah jauh melewati support kuatnya. Posisi yen pulih dari posisi terendah 20-tahun dan mendaki ke posisi tetringgi 2 pekan lebih merespon koreksi dari yield obligasi AS di kisaran 2,8%.
Yield obligasi turun di tengah spekulasi bahwa inflasi mungkin memuncak dan pada prospek ekonomi global yang melemah. Timbul kekhawatiran bahwa langkah yang lebih agresif oleh The Fed dan bank sentral lainnya dapat menyebabkan periode stagflasi atau resesi langsung.
Secara fundamental Yen masih tertekan karena seorang pejabat Bank of Japan mengatakan tidak tepat untuk mengubah kebijakan moneter untuk tujuan mengendalikan nilai tukar, menurut rilis summary pertemuan bulan April lalu.
BOJ menggandakan program stimulus besar-besaran dan memperkuat komitmen terhadap kebijakan imbal hasil super rendah pada bulan April, mengatakan akan menawarkan untuk membeli obligasi pemerintah 10-tahun dalam jumlah tak terbatas untuk mempertahankan batas imbal hasil 0,25% implisit di sekitar target nolnya setiap hari pasar.
Ini sangat kontras dengan Federal Reserve, yang telah secara agresif menaikkan suku bunga untuk memerangi inflasi.

Indeks dolar yang menunjukkan kekuatan dolar AS terhadap banyak rival utamanya di pasar uang Amerika melayang di dekat level tertinggi 19 tahun setelah inflasi AS lebih tinggi dari perkiraan yang menjaga Federal Reserve di jalur untuk mengetatkan kebijakan moneter secara agresif.
Secara teknikal menurut analyst Vibiz Research Center pair USDJPY berusaha rebound, pair yang ditutup sebelumnya pada posisi 128.30 akan bergerak naik menuju posisi 128.65 sebelum kemudian mendaki ke posisi R1 dan juga R2. Namun jika berbalik arah, pair akan turun ke posisi 127.78 sebelum kemudian meluncur ke kisaran S1 dan S2.
| R3 | R2 | R1 | Pivot | S1 | S2 | S3 |
| 132.26 | 131.15 | 129.72 | 128.62 | 127.19 | 126.10 | 124.66 |
| Buy Avg | 129.65 | Sell Avg | 127.10 |



