(Vibiznews – Forex) – Pair USDJPY pada awal sesi Asia Selasa (17/5/2022) bergerak lemah melanjutkan tekanan sebelumnya di tengah kuatnya sentimen perdagangan safe haven. Yen Jepang menguat menuju 129 per dolar setelah sempat melintasi level 131 awal bulan ini, karena imbal hasil Treasury AS turun tajam di tengah spekulasi bahwa inflasi mungkin memuncak dan prospek ekonomi global yang melemah.
Secara fundamental Yen masih tertekan karena kebijakan Bank of Japan yang tidak akan diubah demi mengendalikan nilai tukar, yang disampaikan salah seorang pejabat bank menurut rilis summary pertemuan bulan April lalu.
BOJ menggandakan program stimulus besar-besaran dan memperkuat komitmen terhadap kebijakan imbal hasil super rendah pada bulan April, mengatakan akan menawarkan untuk membeli obligasi pemerintah 10-tahun dalam jumlah tak terbatas untuk mempertahankan batas imbal hasil 0,25% implisit di sekitar target nolnya setiap hari pasar. Ini sangat kontras dengan Federal Reserve, yang telah secara agresif menaikkan suku bunga untuk memerangi inflasi.

Indeks dolar yang menunjukkan kekuatan dolar AS terhadap banyak rival utamanya di pasar uang Asia retreat dari puncak tertinggi 2 dekade minggu lalu, dikarenakan investor lakukan profit taking meskipun banyak data ekonomi meningkatkan kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi global.
Secara teknikal menurut analyst Vibiz Research Center pair USDJPY melemah, pair yang ditutup sebelumnya pada posisi 129.12 sedang tertekan ke posisi 128.78 sebelum kemudian meluncur ke kisaran S1 dan S2. Namun jika berbalik arah, pair akan mendaki ke posisi 129.26 sebelum kemudian mendaki ke posisi R1 dan juga R3.
| R3 | R2 | R1 | Pivot | S1 | S2 | S3 |
| 130.54 | 130.08 | 129.60 | 129.15 | 128.67 | 128.20 | 127.73 |
| Buy Avg | 129.45 | Sell Avg | 128.56 |



