Rekor! Penjualan SBR011 Berakhir dengan Capaian Rp13.94 Triliun, 92.93% dari Target

263

(Vibiznews – Bonds) – Penjualan Savings Bond Ritel seri SBR011 berakhir hari ini, Kamis (16/06) pukul 10.00 WIB. Merujuk laman salah satu mitra distribusi, hingga akhir masa penawaran, pemesanan SBR011 tercatat Rp13,94 triliun. Artinya, penjualan SBR011 sejauh ini sudah mencapai 92,93% dari target awal yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp 15 triliun.

Nilai pemesanan SBR011 jauh melampaui rekor tertinggi penjualan SBN Ritel non-tradable (tidak bisa diperdagangkan) sebelumnya yakni SBR010 yang senilai Rp 7,5 triliun. SBR011 merupakan satu-satunya seri SUN ritel non-tradable yang ditawarkan tahun ini.

Sekadar mengingatkan, tingkat kupon SBR011 sebesar 5,5% pada tiga bulan pertama. SBR011 memiliki kupon mengambang dengan tingkat kupon minimal (floating with floor) suku bunga acuan BI-7DRR Rate ditambang spread tetap 200 bps.

Kupon SBR011 yang floating menjadi daya tarik utama karena peluang kenaikan kupon yang besar seiring tren bank sentral yang menaikkan suku bunga.

SBR011 ini dijamin oleh pemerintah sehingga aman secara likuiditas dan risiko gagal bayarnya rendah. Namun instrumen ini tidak bisa diperdagangkan, hanya ada satu pilihan yaitu redemption 50% di tahun pertama.
Investor tidak bisa melakukan perdagangan di pasar sekunder dan biasanya memang instrumen ini dipegang sampai jatuh tempo.

Kupon SBR011 memiliki sifat mengambang dilengkapi dengan batas bawah (floating with floor), artinya kupon SBR011 akan mengacu ke BI rate. Seandainya BI rate naik kupon SBN ini menyesuaikan, ikut naik, tetapi seandainya BI Rate turun kupon ini tidak akan turun, inilah yang membuat penawaran SBR011 menjadi menarik saat ini.

Tingkat kupon tersebut berlaku untuk periode 3 bulan pertama, yakni pada 22 Juni 2021-10 September 2022. Besaran kupon tersebut berasal dari suku bunga acuan yang berlaku pada saat penetapan kupon yaitu sebesar 3,5 persen ditambah spread tetap 200 bps (2,00 persen).

Tingkat kupon berikutnya akan disesuaikan setiap 3 bulan pada tanggal penyesuaian kupon sampai dengan jatuh tempo. Penyesuaian tingkat kupon didasarkan pada suku bunga acuan ditambah spread tetap 200 bps (2,00 persen). SBR011 memiliki tenor dua tahun dan tidak dapat diperdagangkan kembali (non-tradeable) di pasar sekunder. Jumlah minimal pemesanan ditetapkan senilai Rp1 juta dan maksimal Rp2 miliar.

Berdasarkan jadwal dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan (Kemenkeu), pemerintah masih akan menawarkan beberapa seri obligasi ritel. Melansir dari jadwal tersebut, setelah SBR011, sukuk ritel seri SR017 akan mulai ditawarkan pada 19 Agustus hingga 14 September.

Kemudian, pemerintah akan kembali memasarkan SBN Ritel jenis ORI dengan seri ORI022 pada 26 September-20 Oktober. Seri terakhir yang akan ditawarkan pada tahun 2022 adalah sukuk tabungan seri ST009 pada 28 Oktober hingga 16 November 2022.

Selasti Panjaitan/Vibiznews