(Vibiznews-Forex) – Di tengah perdagangan forex sesi Eropa hari Jumat (17/6/2022) posisi poundsterling dalam pair GBPUSD sedang konsolidasi dekati posisi tertinggi sepekan yang dicapai sesi sebelumnya pada kisaran resisten kuat hariannya. Pair sedikit terkoreksi oleh kekuatan dolar AS serta naiknya kembali yield obligasi AS.
Sebelumnya Bank of England telah menaikkan suku bunga utamanya seperti yang diharapkan sebesar 25bps menjadi 1,25%, kenaikan suku bunga kelima berturut-turut. Meskipun biaya pinjaman mencapai tertinggi 13 tahun, namun mata uang poundsterling tetap di bawah tekanan karena kenaikan suku bunga BoE tidak sesuai dengan kenaikan 75 bps dari Federal Reserve dan kenaikan tak terduga 50bps dari Swiss National Bank.
Secara fundamental, posisi inflasi di Inggris berada di level tertinggi 40 tahun dan diperkirakan akan mencapai dua digit di Q3-2022, dengan proyeksi 11% untuk Oktober. Sehingga menambah kesengsaraan global, kekhawatiran resesi tetap lazim, karena ekonomi Inggris mengalami kontraksi 0,3% pada bulan April dan 0,1% pada bulan Maret.
Indeks dolar yang menunjukkan kekuatan dolar AS terhadap banyak rival utamanya di pasar uang Eropa sedang menanjak setelah terkoreksi 2 hari di sesi global sebelumnya; bangkit menanjak kembali oleh kuatnya ekspektasi bahwa the Fed akan terus agresif menaikkan suku bunganya.
Secara teknikal menurut analyst Vibiz Research Center pair GBPUSD melemah, pair kini berada di posisi 1.2318 yang telah naik dari posisi support di 1.2251 hendak mendaki ke 1.2400. Jika tembus akan lanjut naik ke resisten kuat harian di 1.2493 – 1.2588 dan jika terkoreksi kembali ke 1.2251 akan meluncur ke posisi support kuat di 1.2127 – 1.1950.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting