(Vibiznews-Forex) – Di tengah perdagangan forex sesi Eropa Jumat (1/7/2022) posisi euro dalam pair EURUSD masih bergerak bearish di area support harian secara teknikal. Selain oleh pergerakan rebound dolar AS, posisi pair tertekan oleh laporan tingkat inflasi konsumen kawasan Euro.
Posisi Euro tidak jauh dari level terendah lima tahun di $1,035 yang dicapai pada Mei di tengah prospek melebarnya kesenjangan kebijakan moneter antara ECB dan Federal Reserve AS.
Krisis energi di Eropa semakin mengaburkan prospek pertumbuhan di zona euro, mempersulit tugas ECB untuk menjinakkan rekor tingkat inflasi. Tingkat inflasi tahunan di Kawasan Euro meningkat ke rekor tertinggi baru sebesar 8,6% pada Juni 2022, sekali lagi di atas ekspektasi pasar.
Presiden ECB Lagarde mengatakan dia yakin tidak mungkin bahwa Zona Euro akan kembali ke lingkungan dengan inflasi rendah sambil mengkonfirmasi kenaikan suku bunga 25bps pada bulan Juli setelah beberapa pembuat kebijakan ECB menyerukan kenaikan yang lebih curam.
Sebaliknya, beberapa pembuat kebijakan Fed, termasuk Ketua Jerome Powell, mendukung kenaikan suku bunga 75bps pada pertemuan bank sentral berikutnya.
Indeks dolar yang menunjukkan kekuatan dolar AS terhadap banyak rival utamanya di pasar uang Eropa menanjak setelah terkoreksi; merangkak bangkit lagi dalam sentimen hawkish the Fed yang akan terus agresif menaikkan suku bunga serta risiko resesi global.
Secara teknikal menurut analyst Vibiz Research Center pair EURUSD masih akan melemah, pair kini berada di posisi 1.0460 yang berusaha naik dari posisi terendah di 1.0434. Jika tembus kembali ke posisi awal sesi di 1.0549 akan mendaki ke resisten lemahnya di 1.0555 – 1.0620. Namun jika terkoreksi kembali akan ke posisi 1.0434 sebelum meluncur ke support kuat di 1.0413 – 1.0350.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting