(Vibiznews-Index) – Indeks Harga Saham Gabungan Korea (KOSPI) perdagangan akhir pekan lalu ditutup turun 45,35 poin atau 1,91 persen menjadi 2.332,64, terendah sejak 2 November 2020.
Sementara itu untuk indeks Kospi200 berjangka tertekan 3,18 poin atau 1,04% ke posisi 304.02, setelah sempat naik ke posisi tertinggi 310.65 dan sempat turun ke posisi terendah di 301.95.
Indeks Kospi anjlok ke posisi terendah dalam 20 bulan di tengah kekhawatiran resesi ekonomi global dan pertumbuhan ekonomi Korea Selatan akan melambat tajam. Defisit perdagangan Korea Selatan dilaporkan mencapai rekor tertinggi pada semester pertama tahun ini di tengah krisis energi global.
Sebagai penggerak pasar hari ini, bursa saham Wall Street akhir pekan lalu ditutup lebih tinggi oleh aksi bargain hunting dan secara mingguan masih melemah karena kekhawatiran tentang kemungkinan pengetatan kebijakan moneter yang memicu resesi global terus membebani.
Lihat: Bursa Wall Street Semester 1 dan Kuartal Kedua 2022 Mengecewakan; S&P 500 Merosot Lebih 20%
Harga minyak mentah WTI akhir pekan lalu naik lebih dari 3% menjadi $109,2 per barel karena investor terus menilai seberapa ketat pasokan global tetap di tengah prospek permintaan yang memburuk.
Secara teknikal menurut analyst Vibiz Research Center indeks Kospi200 menguat, awal sesi dapat turun ke posisi 301.60 dan jika tembus meluncur ke posisi S1 hingga S3. Namun jika bergerak sebaliknya naik menuju posisi 306.10 dan jika tembus akan lanjut ke R1 hingga R3.
R3 | R2 | R1 | Pivot | S1 | S2 | S3 |
317.66 | 319.10 | 309.06 | 305.50 | 300.46 | 296.90 | 291.86 |
Buy Avg | 307.45 | Sell Avg | 301.40 |