(Vibiznews – Index) – Saham di Asia-Pasifik jatuh pada pembukaan perdagangan pada hari Kamis (14/07) setelah laporan inflasi yang lebih panas dari perkiraan di AS.
Nikkei 225 di Jepang tergelincir 0,37% sedangkan indeks Topix turun 0,48 persen.
Di Korea Selatan, Kospi turun 0,59% dan Kosdaq turun 0,09 persen.
S&P/ASX 200 Australia berada tepat di bawah garis datar.
Harga konsumen naik 9,1% dari tahun lalu, di atas perkiraan Dow Jones 8,8%, kecepatan tercepat sejak November 1981, dan investor khawatir tentang seberapa agresif Fed harus melawan kenaikan harga.
Sudah ada dua perusahaan di Wall Street yang berspekulasi bahwa Fed bisa menaikkan suku bunga 100 basis poin bulan ini, sama seperti yang telah dilakukan bank sentral Kanada pada hari Rabu kemarin.
Semalam di AS, saham turun menyusul laporan inflasi.
Dow Jones Industrial Average turun 208,54 poin, atau 0,67%, menjadi 30.772,79, sedangkan S&P 500 turun 0,45% menjadi 3.801,78. Nasdaq Composite turun 0,15% menjadi ditutup pada 11.247,58.
Inversi kurva imbal hasil di Treasurys A.S., dilihat sebagai sinyal resesi, melebar pada hari Rabu di Amerika Serikat. Imbal hasil 2-tahun terakhir berada di 3,1817%, lebih tinggi dari 2,9465% untuk catatan 10-tahun. Hasil bergerak berbanding terbalik dengan harga.
Dalam data ekonomi, Kementerian Perdagangan dan Industri Singapura mengatakan produk domestik bruto negara itu tumbuh 4,8% pada kuartal kedua 2022 dibandingkan periode yang sama tahun lalu, naik dari 4% pada kuartal pertama tahun ini.
Australia akan melaporkan data pengangguran hari ini.
Pembuat chip Taiwan, TSMC dan Fast Retailing Jepang akan melaporkan pendapatan Kamis juga.
Mata Uang dan Minyak
Indeks dolar AS, yang melacak greenback terhadap sekeranjang rekan-rekannya, sempat tergelincir di bawah 108, tetapi kemudian berakhir di 108,273.
Yen Jepang diperdagangkan pada 137,63 per dolar, dan dolar Australia berpindah tangan pada $0,6731.
Minyak berjangka jatuh di perdagangan Asia. Minyak mentah AS turun 0,48% menjadi $95,84 per barel.
Selasti Panjaitan/Vibiznews