(Vibiznews – Economy & Bond) – Mencermati pemulihan ekonomi nasional yang sedang berlangsung, Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah secara periodik. Indikator dimaksud adalah nilai tukar dan inflasi, sebagai berikut:
A. Perkembangan Nilai Tukar 11- 15 Jul 2022
Pada akhir hari Kamis,14 Juli 2022
1. Rupiah ditutup di level (bid) Rp14.990 per dolar AS.
2. Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun naik di 7,32%.
3. DXY[1] menguat ke level 108,54.
4. Yield UST (US Treasury) Note[2] 10 tahun turun ke level 2,960%.
Pada pagi hari Jumat, 15 Juli 2022
1. Rupiah dibuka pada level (bid) Rp14.990 per dolar AS.
2. Yield SBN 10 tahun naik di level 7,38%.
Lihat: Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah (13 Mei 2022), Rupiah Melemah
Aliran Modal Asing (Minggu II Juli 2022)
1. Premi CDS Indonesia 5 tahun naik ke 158,57 bps per 14 Juli 2022 dari 142,43 bps per 8 Juli 2022.
2. Berdasarkan data transaksi 11 – 14 Juli 2022, nonresiden di pasar keuangan domestik jual neto Rp8,56 triliun terdiri dari jual neto Rp6,87 triliun di pasar SBN dan jual neto Rp1,69 triliun di pasar saham.
3. Berdasarkan data setelmen s.d. 14 Juli 2022, nonresiden jual neto Rp127,28 triliun di pasar SBN dan beli neto Rp57,79 triliun di pasar saham.
B. Inflasi berada pada level yang rendah dan terkendali
1. Berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada minggu II Juli 2022, perkembangan inflasi sampai dengan minggu kedua Juli 2022 diperkirakan sebesar 0,59% (mtm).
2. Komoditas utama penyumbang inflasi Juli 2022 sampai dengan minggu pertama yaitu cabai merah sebesar 0,20% (mtm), bawang merah sebesar 0,13% (mtm). Lalu angkutan udara dan cabai rawit masing-masing sebesar 0,07% (mtm), tomat sebesar 0,03% (mtm), daging ayam ras, mie kering, nasi dengan lauk. Selanjutnya, Bahan Bakar Rumah Tangga (BBRT), tarif air minum PAM, dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,01% (mtm).
Sementara itu, komoditas yang menyumbang deflasi pada periode ini yaitu minyak goreng sebesar 0,04% (mtm), telur ayam ras, kangkung, sawi hijau, jeruk, bawang putih, dan emas perhiasan masing-masing sebesar 0,01% (mtm).
Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait. Dan terus mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut.
Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting