(Vibiznews – Index) – Tekanan saham Wall Street masih terus berlanjut meski kemudian ditutup mixed pada perdagangan yang berakhir Jumat dinihari (15/7/2020).
Hanya Nasdaq yang berakhir rebound dengan moderat, Dow Jones di posisi terendah 3 pekan dan S&P500 turun ke terendah 2 pekan.
Indeks Nasdaq naik 3,60 poin pada 11.251,19, Dow Jones turun 142,62 poin atau 0,5 persen menjadi 30.630,17 dan S&P 500 turun 0,3 persen menjadi 3.790,38.
Sebelumnya indeks saham sempat jatuh cukup signifikan merespon laporan kuartalan mengecewakan dari raksasa keuangan JPMorgan Chase dan Morgan Stanley.
Saham JPMorgan merosot 3,5 persen dan Morgan Stanley tergelincir 0,4 persen setelah mereka melaporkan pendapatan kuartal kedua yang meleset dari perkiraan.
Kemudian sentimen investor dibebani oleh rilis data harga produsen yang meningkatkan kekhawatiran inflasi meningkat dan menambah kekhawatiran kenaikan suku bunga agresif
Indeks harga produsen untuk permintaan akhir melonjak 1,1 persen di bulan Juni setelah naik 0,9 persen di bulan Mei, melebihi perkiraan naik 0,8 persen.
Sementara itu klaim pengangguran AS secara tak terduga dilaporkan naik ke 244.000, meningkat 9.000 dari level minggu sebelumnya dalam pekan yang berakhir 9 Juli.
Lonjakan inflasi lebih besar dari perkiraan ini memperkuat ekspektasi Federal Reserve akan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin bulan ini dan juga pada pada September.
Secara sektoral, saham emas memimpin dengan NYSE Arca Gold Bugs Index anjlok 4,6 persen ke level penutupan terendah dalam lebih dari dua tahun.
Tekanan jual juga terjadi pada saham baja hingga membuat penurunan 4,2 persen NYSE Arca Steel Index ke penutupan terendah satu tahun.
Saham energi, perbankan, bioteknologi dan saham kimia juga alami kerugian besar, namun sebaliknya saham semikonduktor bergerak naik tajam.



