Indikator Stabilitas Nilai Rupiah (29 Juli 2022)

689
Rupiah Menguat Tipis 0,05% ke Rp 16.612 per dolar AS Sejalan Penguatan Mayoritas Mata Uang di Asia
Vibizmedia Photo

(Vibiznews – Economy & Bond) – Mencermati pemulihan ekonomi nasional yang sedang berlangsung, Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah secara periodik.

Indikator dimaksud adalah nilai tukar dan inflasi, sebagai berikut:

A. Perkembangan Nilai Tukar 25 – 29 Juli 2022

Pada akhir hari Kamis, 28 Juli 2022

1. Rupiah ditutup di level (bid) Rp14.930 per dolar AS.
2. Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun turun ke 7,27%.
3. DXY melemah ke level 106,35.
4. Yield UST (US Treasury) Note10 tahun turun ke level 2,676%.

Pada pagi hari Jumat, 29 Juli 2022

1. Rupiah dibuka pada level (bid) Rp14.850 per dolar AS.
2. Yield SBN 10 tahun turun di level 7,21%.

Aliran Modal Asing (Minggu IV Juli 2022)
1. Premi CDS Indonesia 5 tahun turun ke 123,66 bps per 28 Juli 2022 dari 135,54 bps per 22 Juli 2022.
2. Berdasarkan data transasksi 25 – 28 Juli 2022, nonresiden di pasar keuangan domestik beli neto Rp4,60 triliun terdiri dari beli neto Rp3,28 triliun di pasar SBN dan beli neto Rp1,32 triliun di pasar saham.
3. Berdasarkan data setelmen s.d. 28 Juli 2022, nonresiden jual neto Rp138,95 triliun di pasar SBN dan beli neto Rp57,85 triliun di pasar saham

Lihat: Rupiah Jumat Berhasil Menguat Signifikan ke Rp 14.835/USD

B. Perkembangan Inflasi

1. Berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada minggu IV Juli 2022, perkembangan inflasi sampai dengan minggu keempat Juli 2022 diperkirakan sebesar 0,50% (mtm).
2. Komoditas utama penyumbang inflasi Juli 2022 sampai dengan minggu keempat yaitu:
• cabai merah sebesar 0,17% (mtm), bawang merah sebesar 0,10% (mtm);
• Bahan Bakar Rumah Tangga sebesar 0,08% (mtm);
• angkutan udara sebesar 0,06% (mtm);
• cabai rawit sebesar 0,04% (mtm);
• rokok kretek filter (0,02%, mtm);
• tomat, daging ayam ras, mie kering, nasi dengan lauk, air kemasan, semen, sabun detergen bubuk/cair, dan tarif air minum PAM masing-masing sebesar 0,01% (mtm).

Sementara itu, komoditas yang menyumbang deflasi pada periode minggu keempat Juli 2022 yaitu:
• minyak goreng sebesar 0,06% (mtm);
• jeruk dan emas perhiasan masing-masing sebesar 0,02% (mtm);
• telur ayam ras, kangkung, bayam, sawi hijau, dan bawang putih masing-masing sebesar 0,01% (mtm).

Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait dan terus mengoptimalkan strategi bauran kebijakan. Hal ini untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut.

Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting