(Vibiznews – Forex) – Posisi dolar AS terhadap rival utamanya dalam indeks dolar pada perdagangan forex Eropa hari Kamis 11 Agustus 2022 meluncur ke terendah 6 pekan.
Indeks yang sudah melemah selama 3 sesi berturut, semakin merosot oleh rilis data inflasi AS lebih rendah dari estimasi dan memicu ekspektasi the Fed akan berkurang agresifnya.
Lihat: Inflasi Juli AS Mereda Mencapai 8,5%; Akankah Kenaikan Suku Bunga The Fed Bisa Lebih Rendah?
Sementara itu investor mencermati pernyataan hawkish beberapa pejabat The Fed yang menekankan komitmen untuk terus menaikkan suku bunga untuk menjinakkan inflasi.
Presiden Fed San Francisco Mary Daly memperingatkan bahwa terlalu dini untuk menyatakan kemenangan dalam perang melawan inflasi.
Karena inflasi tetap terlalu tinggi dan tidak mendekati target yang Federal Reserve.
Presiden Fed Minneapolis Neel Kashkari juga mengatakan bahwa bank sentral perlu menaikkan suku bunga menjadi 3,9% pada akhir tahun dan 4,4% pada akhir 2023.
Sementara Presiden Fed Chicago Charles Evans mengindikasikan bahwa suku bunga AS akan mencapai 4% tahun depan.
Pernyataan tersebut datang setelah rilis tingkat inflasi utama melambat menjadi 8,5% pada Juli 2022 dari tertinggi lebih dari 40 tahun sebesar 9,1% pada Juni.
Pergerakan selanjutnya indeks dolar berpotensi bearish dan kini indeks berada di kisaran 104,95 atau melemah 0,22%.
Dolar AS juga terpantau menguat terhadap beberapa rival utamanya kecuali terhadap poundsterling yang bergerak konsolidasi.
Secara teknikal indeks akan meluncur ke kisaran 104. 78 sebelum kemudian turun ke support lanjutan di 104.14.
Namun jika bergerak sebaliknya mendaki kembali ke 105.46, dan jika tembus naik ke posisi resisten kuatnya pada kisaran 105.90.